MAJALENGKA - Adanya pemadaman aliran listrik oleh PLN, yang terjadi di Majalengka Selasa (13/1) kemarin, hampir 5 jam sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Ternyata sangat menggangu sejumlah sektor, baik pelayanan, pemerintahan, industri maupun transportasi, juga SPBU.
Imbasnya, sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang hendak mengisi BBM tidak bisa, sehingga tidak sedikit kendaraan yang terlihat mogok di jalan, dan tentunya hal itu menggangu sektor transportasi.
Dari pantauan Raja disejumlah SPBU, seperti SPBU Sindangwangi, Rajagaluh, Simpeurem Cigasong, Kota Majalengka, Panyingkiran dan Kadipaten yang terkena imbas pemadaman listrik. Hampir kesemuanya tidak bisa melayani konsumen, meski sudah banyak warga atau kendaraan yang mengantre. Sebab, mesin pompa BBM tidak bisa dioprasikan akibat padamnya listrik tersebut. Akibatnya, banyak pemilik kendaraan yang memilih putar arah atau memilih mencari penjual bensin eceran untuk mengisi motor agar tidak mogok. Sementara untuk kendaraan roda empat tidak sedikit yang mengejar BBM hingga ke Cirebon atau Sumedang yang memang tidak terjadi pemadaman listrik.
"Iya nih mas, saya udah antre lama, eh giliran mau ngisi ternyata tidak bisa. Katanya sih listriknya mati sehingga mesin pompanya tidak berfungsi. Mau gimana lagi, mau nungguin gak jelas kapan nyalanya mending cari eceran aja mas,” terang Ucup, warga Sukahaji saat ditemui di sekitar SPBU Simpeureum, kemarin.
Tidak beroperasinya SPBU akibat matinya aliran listrik dibenarkan Adi, petugas di SPBU Simpeurem, yang memilih duduk-duduk bersama petugas lainnya disekitar mesin pompa. Pihaknya juga sambil sesekali memberikan informasi kepada konsumen yang terlanjur datang, dengan mengatakan SPBU tutup sementara karena listriknya padam.
Dikatakan dia, jika aliran listrik padam, maka semua mesin pompa di SPBU akan mati, sebab cara pengoprasioan mesin pompa itu sendiri melalui aliran listrik. Jadi sebutnya, ketika aliran listriknya terputus maka mesin pompa tidak akan bisa berfungsi, termasuk meteran angka hitung untuk pengeluaran BBM juga tidak akan berfungsi.
“Ya, karena aliran listriknya padam, makanya kami terpaksa menutup sementara. Sebab kalau tidak ada aliran listri mesin pompa tidak bisa dioprasikan,” ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari Humas Polres Majalengka, pelayanan untuk membuat kartu Surat Ijin Mengemudi (SIM) juga sempat terhenti karena lampu padam. Beberapa peserta yang sedang foto untuk SIM, harus menunggu antrean cukup lama.
Kondisi ini juga terjadi di jalan raya di jalan KH Abdul Halim mulai dari perempatan Abok, perempatan Mambo, serta pertigaan Tonjong, terlihat mati total. Sehingga, para pengendara motor maupun mobil kesulitan untuk berlalu lintas karena takut tabrakan. Seperti yang dialami oleh Onat, pengendara motor yang rumahnya dekat dengan jalan KH Abdul Halim, meski diakuinya lampu merah kadang memperlambat perjalanannya menuju kantor, namun jika lampu merah tidak jalan, dirinya khawatir juga karena semua kendaraan berjalan tidak teratur.
"Mati lampu sih mati lampu saja, masa ketika mati lampu, lampu merahnya juga ikutan gak berfungsi? Kasian pengendara jadi dibuat bingung. Saya aja hampir tabrakan dengan motor yang mau nyebrang belok kanan, untungnya mereka faham karena lampu merahnya tidak berfungsi," ungkapnya, Selasa (13/1) sekitar pukul 11.00 siang.
Pengendara lainnya, Budi juga mengatakam hal yang sama. Dirinya sempat kebingungan ketika mau menyebrang di pelintasan perempatan jalan Abok atau tepatnya di perempatan Jatisampay, akhirnya dia memilih berhenti karena melihat situasi yang tidak sebagaimana mestinya.
"Tadi saya bingung, ini kan perempatan, biasanya ada lampu merah berhenti. Ini masih saja berseliweran, saya nyari amannya saja lah, saya juga heran kok kenapa lampunya ikutan padam dan tidak berfungsi," ungkapnya.
Pengendara angkot juga dibuat bingung, terutama yang mau menyeberang belok kanan, karena semuanya sama-sama menyebrang, baik di arah kanan maupun kiri melaju, semuanya terlihat tidak beraturan.
Salah seorang sopir angkutan kota, Udi mengatakan, kondisi ini membuatnya semakin bingung bila harus dibiarkan secara terus menerus. Sehingga dia harus ada pengaturan lampu lalu lintas jika alirannya masih harus tergantung pada pasokan listrik.
"Masa setiap kali mati lampu lampu merah jadi ikutan mati, bisa-bisa pengendara yang nantinya jadi korban," ujarnya.
Sementara itu sekitar pukul 13.30 WIB aliran listrik kembali menyala, dan lampu lalu lintas pun kembali normal secara otomatis. Hanya saja seringnya mati lampu ini juga dikeluhkan oleh para instansi maupun warga biasa yang hendak berakitifitas dengan menggunakan listrik.
"Sering sekali mati lampu mas, padahal ini wilayah kota, seharusnya jangan sampai terlalu sering mati lampunya," ujarnya.
Imbasnya, sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang hendak mengisi BBM tidak bisa, sehingga tidak sedikit kendaraan yang terlihat mogok di jalan, dan tentunya hal itu menggangu sektor transportasi.
Dari pantauan Raja disejumlah SPBU, seperti SPBU Sindangwangi, Rajagaluh, Simpeurem Cigasong, Kota Majalengka, Panyingkiran dan Kadipaten yang terkena imbas pemadaman listrik. Hampir kesemuanya tidak bisa melayani konsumen, meski sudah banyak warga atau kendaraan yang mengantre. Sebab, mesin pompa BBM tidak bisa dioprasikan akibat padamnya listrik tersebut. Akibatnya, banyak pemilik kendaraan yang memilih putar arah atau memilih mencari penjual bensin eceran untuk mengisi motor agar tidak mogok. Sementara untuk kendaraan roda empat tidak sedikit yang mengejar BBM hingga ke Cirebon atau Sumedang yang memang tidak terjadi pemadaman listrik.
"Iya nih mas, saya udah antre lama, eh giliran mau ngisi ternyata tidak bisa. Katanya sih listriknya mati sehingga mesin pompanya tidak berfungsi. Mau gimana lagi, mau nungguin gak jelas kapan nyalanya mending cari eceran aja mas,” terang Ucup, warga Sukahaji saat ditemui di sekitar SPBU Simpeureum, kemarin.
Tidak beroperasinya SPBU akibat matinya aliran listrik dibenarkan Adi, petugas di SPBU Simpeurem, yang memilih duduk-duduk bersama petugas lainnya disekitar mesin pompa. Pihaknya juga sambil sesekali memberikan informasi kepada konsumen yang terlanjur datang, dengan mengatakan SPBU tutup sementara karena listriknya padam.
Dikatakan dia, jika aliran listrik padam, maka semua mesin pompa di SPBU akan mati, sebab cara pengoprasioan mesin pompa itu sendiri melalui aliran listrik. Jadi sebutnya, ketika aliran listriknya terputus maka mesin pompa tidak akan bisa berfungsi, termasuk meteran angka hitung untuk pengeluaran BBM juga tidak akan berfungsi.
“Ya, karena aliran listriknya padam, makanya kami terpaksa menutup sementara. Sebab kalau tidak ada aliran listri mesin pompa tidak bisa dioprasikan,” ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari Humas Polres Majalengka, pelayanan untuk membuat kartu Surat Ijin Mengemudi (SIM) juga sempat terhenti karena lampu padam. Beberapa peserta yang sedang foto untuk SIM, harus menunggu antrean cukup lama.
Kondisi ini juga terjadi di jalan raya di jalan KH Abdul Halim mulai dari perempatan Abok, perempatan Mambo, serta pertigaan Tonjong, terlihat mati total. Sehingga, para pengendara motor maupun mobil kesulitan untuk berlalu lintas karena takut tabrakan. Seperti yang dialami oleh Onat, pengendara motor yang rumahnya dekat dengan jalan KH Abdul Halim, meski diakuinya lampu merah kadang memperlambat perjalanannya menuju kantor, namun jika lampu merah tidak jalan, dirinya khawatir juga karena semua kendaraan berjalan tidak teratur.
"Mati lampu sih mati lampu saja, masa ketika mati lampu, lampu merahnya juga ikutan gak berfungsi? Kasian pengendara jadi dibuat bingung. Saya aja hampir tabrakan dengan motor yang mau nyebrang belok kanan, untungnya mereka faham karena lampu merahnya tidak berfungsi," ungkapnya, Selasa (13/1) sekitar pukul 11.00 siang.
Pengendara lainnya, Budi juga mengatakam hal yang sama. Dirinya sempat kebingungan ketika mau menyebrang di pelintasan perempatan jalan Abok atau tepatnya di perempatan Jatisampay, akhirnya dia memilih berhenti karena melihat situasi yang tidak sebagaimana mestinya.
"Tadi saya bingung, ini kan perempatan, biasanya ada lampu merah berhenti. Ini masih saja berseliweran, saya nyari amannya saja lah, saya juga heran kok kenapa lampunya ikutan padam dan tidak berfungsi," ungkapnya.
Pengendara angkot juga dibuat bingung, terutama yang mau menyeberang belok kanan, karena semuanya sama-sama menyebrang, baik di arah kanan maupun kiri melaju, semuanya terlihat tidak beraturan.
Salah seorang sopir angkutan kota, Udi mengatakan, kondisi ini membuatnya semakin bingung bila harus dibiarkan secara terus menerus. Sehingga dia harus ada pengaturan lampu lalu lintas jika alirannya masih harus tergantung pada pasokan listrik.
"Masa setiap kali mati lampu lampu merah jadi ikutan mati, bisa-bisa pengendara yang nantinya jadi korban," ujarnya.
Sementara itu sekitar pukul 13.30 WIB aliran listrik kembali menyala, dan lampu lalu lintas pun kembali normal secara otomatis. Hanya saja seringnya mati lampu ini juga dikeluhkan oleh para instansi maupun warga biasa yang hendak berakitifitas dengan menggunakan listrik.
"Sering sekali mati lampu mas, padahal ini wilayah kota, seharusnya jangan sampai terlalu sering mati lampunya," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment