Home » » Meski Rela Mandi Bergantian

Meski Rela Mandi Bergantian


TALAGA - Sudah hampir seminggu para pengungsi bencana alam berada dipengungsian. Begitu juga yang dialami kakek berusia 86 tahun yang bernama Adroni ini, yang harus tidur bertumpuk bersama puluhan warga pengungsi lainnya di Puskesmas Pembantu, blok Babakan Sari Desa Cibeureum Kecamatan Talaga.
Kakek yang yang punya 17 cucu, dari 6 anaknya itu memang tidak terbiasa tidur bertumpuk dengan puluhan warga, ia lebih terbiasa tidur di rumahnya dengan satu anak dan satu cucuny. Namun ia terpaksa harus betah, karena kondisi rumahnya sudah retak retak dan takut rumahnya runtuh.
"Sudah seminggu di sini, ya betah gak betah, saya sebetulnya gak mau mengungsi , tapi kalau kami terus berada di sana, saya takut juga kalau sewaktu waktu tanahnya bergerak lagi," ungkapnya kepada Raja, kemarin.
Adroni maupun warga pengungsi lainnya, harus berbagi kamar mandi bila mau mandi atau membersihkan diri. Meski ada kamar mandi di Puskesmas pembantu, namun satu kamar mandi tersebut tidak berfungsi dengan baik, Jadinya mereka memanfaatkan kamar mandi milik kober/PAUD dan gedung SD yang berada di sebelahnya.
"Ya kalau mandi harus bergiliran, harus ngantri mas,, sebab kamar mandinya hanya ada dua, yakni di kober dan di gedung SD. Kesulitannya itu waktu hari-hari di jam sekolah karena harus berbenturan dengan anak-anak sekolah. Saya sih berharap kalau memang relokasi ya segera ditempatkan asalkan tempatnya aman dan tidak terkena longsor lagi," ungkapnya.
Lain halnya yang dirasakan Eem, serta ibu-ibu lain yang sama-sama mengungsi di Puskesmas Pembantu ini. Mereka bahkan tengah menyusui anaknya yang baru berusia satu tahun. Kondisi di tempat mengungsi yang harus berbarengan dengan puluhan warga lainnya membuatnya tidak nyaman, sehingga ketika menyusui harus benar-benar ditempat yang tertutup.
"Untungnya ada kamar khusus, jadinya kalau mau menyusui kami harus giliran di kamar itu. Saya berharap kondisi ini segera berakhir," ungkapnya.

Sementara itu terpisah, Kades Cibeureum, Agus Sofar Sodik mengatakan warga pengungsi memang sudah seminggu menempati Puskesmas Pembantu di blok Babakan Sari. Mereka terpaksa memanfaatkan kamar mandi di kober dan di gedung SD.
"Penduduk yang berada di blok Babakan Sari semuanya berjumlah 480 jiwa. Sampai saat ini kami masih menunggu hasil rekomendasi itu dari tim ahli geologi, jika memang harus pindah semua, kami bersama LPM, camat serta Pemda akan bermusyawarah dan sedang mencari solusi untuk memindahkan, warga ke tempat relokasi," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang Kaur Desa setempat, Imanudin Sholeh mengatakan, pihaknya sampai saat ini terus memantau warganya dan terus meminta warga agar segera menungungsi ke tempat yang aman. Sementara, untuk sampai ke lokasi pergerakan tanah, tidak terlalu jauh dari Puskesmas Pembantu yang jadi tempat pengungsian warga. Rombongan wakil bupati dan pihak BPBD serta para wartawan harus berjalan sekitar 15 menit dengan cara menyusuri jalan-jalan gank yang cukup sempit dan menanjak. Rata-rata rumah yang berada di lokasi pergerakam tanah memang mengalami retak satu sampai tiga senti meter.
Anda sedang membaca artikel tentang Meski Rela Mandi Bergantian Anda boleh menyebar luaskannya Artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.