JATIWANGI - Setelah 4 hari tanpa hujan, sebagian wilayah Majalengka kini kembali diguyur hujan, berdasarkan analisa Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi Januari dan Februari ini merupakan puncak musim hujan.
Namun terkadang, di musim puncak penghujan ini, terkadang muncul cuaca yang lebih banyak sinar mataharinya. Hal itu dinilai biasa mengingat pergerakan angin dan gangguan cuaca sering terjadi.
Salah seorang petani di wilayah Ligung, Yana mengatakan, kini dirinya tidak terlalu mengkhawatirkam tentang air, karena kini sudah cukup melimpah air hujan. Dan selama beberapa pekan, di wilayah Ligung, sampai harus memompa air.
"Dulu sampai harus memompa air dari sungai Cikeruh, karena meskipun musim hujan di sini waktu itu hujan paling turun seminggu sekali. Kemarin 4 hari tidak turun hujan kami cukup khawatir, tpi untungnya kemarin sudah turun hujan lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Jatiwangi, Mas Pudjiono melalui Forrescoster Bayi Satya Aji mengatakan, bila 4 hari yang lalu memang tidak turun hujan, memperhatikan sudah beberapa hari ini wilayah Majalengka memang cenderung panas dan tidak turun hujan, tapi sudah dua hari ini kembali turun hujan.
"Sekarang ini memang memasuki puncak musim hujan, namun kadang terjadi cuaca yang sangat panas seperti yang terjadi dua hari yang lalu. Hal ini biasa terjadi, sekalipun saat musim hujan selalu tetap ada hari dimana tidak turun hujan. Kadang mendung tapi air yang turun hanya gerimis kecil, kadang turun hujan yang cukup banyak dengan intensitas yang cukup tinggi," ujarnya.
Bayu mengatakan, selama hampir 4 hari yang lalu cuaca di sekitar Majalengka terass panas. hal Ini dikarenakan adanya gangguan cuaca di samudra pasifik sebelah timur dari Provinsi Papua yang menyebabkan masa udara untuk pembentukan awannya menjadi tertarik (tersedot) ke wilayah tersebut.
"Namun harus tetap waspada karena di Januari- Februari justru saat-saatnya puncak musim hujan. Dan kondisi ini hanya beberapa hari kok, kemungkinan besok atau lusa cuaca kembali mendung dan hujan. Biasanya hal ini paling lama terjadi sekitar 1 minggu atau paling cepatnya 4 hari," jelasnya.
Bayu menambahkan, untuk peristiwa 4 hari yang lalu, suhu udara itu sendiri memang hampir sama karena pertumbuhan awannya yang kurang yang disebabkan massa udaranya tertarik tadi, jadi sinar mataharinya langsung ke permukaan bumi.
"Jadi harap maklum saja, apalagi kini kondisi bumi terpengaruh global worming maka perubahan cuaca seringkali ekstrem. Tapi untuk musim hujan ini bulan Januari dan Februari merupakan puncak musim hujan," pungkasnya.
Namun terkadang, di musim puncak penghujan ini, terkadang muncul cuaca yang lebih banyak sinar mataharinya. Hal itu dinilai biasa mengingat pergerakan angin dan gangguan cuaca sering terjadi.
Salah seorang petani di wilayah Ligung, Yana mengatakan, kini dirinya tidak terlalu mengkhawatirkam tentang air, karena kini sudah cukup melimpah air hujan. Dan selama beberapa pekan, di wilayah Ligung, sampai harus memompa air.
"Dulu sampai harus memompa air dari sungai Cikeruh, karena meskipun musim hujan di sini waktu itu hujan paling turun seminggu sekali. Kemarin 4 hari tidak turun hujan kami cukup khawatir, tpi untungnya kemarin sudah turun hujan lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Jatiwangi, Mas Pudjiono melalui Forrescoster Bayi Satya Aji mengatakan, bila 4 hari yang lalu memang tidak turun hujan, memperhatikan sudah beberapa hari ini wilayah Majalengka memang cenderung panas dan tidak turun hujan, tapi sudah dua hari ini kembali turun hujan.
"Sekarang ini memang memasuki puncak musim hujan, namun kadang terjadi cuaca yang sangat panas seperti yang terjadi dua hari yang lalu. Hal ini biasa terjadi, sekalipun saat musim hujan selalu tetap ada hari dimana tidak turun hujan. Kadang mendung tapi air yang turun hanya gerimis kecil, kadang turun hujan yang cukup banyak dengan intensitas yang cukup tinggi," ujarnya.
Bayu mengatakan, selama hampir 4 hari yang lalu cuaca di sekitar Majalengka terass panas. hal Ini dikarenakan adanya gangguan cuaca di samudra pasifik sebelah timur dari Provinsi Papua yang menyebabkan masa udara untuk pembentukan awannya menjadi tertarik (tersedot) ke wilayah tersebut.
"Namun harus tetap waspada karena di Januari- Februari justru saat-saatnya puncak musim hujan. Dan kondisi ini hanya beberapa hari kok, kemungkinan besok atau lusa cuaca kembali mendung dan hujan. Biasanya hal ini paling lama terjadi sekitar 1 minggu atau paling cepatnya 4 hari," jelasnya.
Bayu menambahkan, untuk peristiwa 4 hari yang lalu, suhu udara itu sendiri memang hampir sama karena pertumbuhan awannya yang kurang yang disebabkan massa udaranya tertarik tadi, jadi sinar mataharinya langsung ke permukaan bumi.
"Jadi harap maklum saja, apalagi kini kondisi bumi terpengaruh global worming maka perubahan cuaca seringkali ekstrem. Tapi untuk musim hujan ini bulan Januari dan Februari merupakan puncak musim hujan," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment