Home » , » Basarnas

Basarnas

Basarnas Imbau agar Nelayan
Waspada Cuaca hingga Maret

CIREBON – Cuaca ekstrim yang saat ini sering terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Cirebon ternyata menyulitkan tim Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), terutama saat hendak memberikan pertolongan. Bukan hanya sulit dalam melakukan pencarian di lautan, Basarnas juga sulit menjangkau medan di daratan.
Pernyataan itu disampaikan Koordinator Pos Basarnas Cirebon, Nono Warsono saat ditemui Rakcer di Pelabuhan Cirebon, Selasa (10/2) usai melakukan pencarian korban nelayan yang hilang. Menurutnya cuaca sangat memengaruhi pencarian korban.
Seperti yang terjadi kali ini, Nono mengatakan, pencarian nelayan yang hilang hanya bisa digunakan dengan menggunakan kapal karet. “Kami tidak diizinkan oleh syahbandar karena ombak sangat besar bisa mencapai tiga meter. Kalau pakai perahu besar, bisa rusak dan tenggelam. Kami putuskan pakai perahu karet karena konturnya yang lentur mengikuti ombak,” ujarnya kepada Rakcer, kemarin.
Nono menambahkan, cuaca ekstrim yang terjadi kali ini baru akan berakhir pada akhir Maret mendatang. Oleh karena itu, dia meminta kepada nelayan untuk tidak memaksakan diri melaut dengan kondisi yang seperti ini.
“Saya imbau kepada semua masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrim ini. Kalau dipaksakan akan sangat berbahaya,” tambahnya.
Disinggung mengenai upaya pencegahan apabila adanya kecelakaan, Nono menyebutkan diperlukan alat apung yang bisa digunakan korban yang tenggelam. Bukan hanya itu saja, dia juga menyebutkan diperlukan adanya pemahaman dari semua orang untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan.
“Kalau hanyut di sungai atau laut bisa lemparkan kayu atau tali sejenisnya untuk korban berpegangan. Kalau pencarian di darat, relatif tidak susah seperti di lautan. Pasalnya, di lautan itu ada kemungkinan korban terbawa arus, sehingga menjauh dari titik awal dia hilang kontak,” tegasnya.
Untuk lamanya waktu pencarian, Koordinator Tim Pencari Nelayan, Nurudin menyebutkan, satu kasus diberikan waktu selama tujuh hari masa pencarian. Dengan kata lain, setelah tujuh hari, maka korban itu akan dinyatakan hilang.
“Setelah tujuh hari kita dan semua tim akan mendatangi keluarga korban untuk memberitahukan waktu pencarian dihentikan. Kita minta keikhlasan dari keluarga saja karena kita juga bekerja diberikan waktu target,” ujar Nurudin kepada Rakcer.
Sementara itu, Ketua Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Cirebon, Asep K menjelaskan, di Kota Cirebon sendiri bencana yang masih mengintai adalah banjir. Dia membenarkan penanganan banjir tidak bisa dilakukan sendiri oleh BPBD, karena berkaitan dengan beberapa instansi pemerintahan.
Sama halnya dengan penanganan suatu bencana, Asep dengan tegas mengatakan selama ini pihaknya masih dibantu oleh Basarnas dan juga beberapa instansi lainnya.
“Kalau kami sih sebenarnya masih menempel di SAR dan instansi lainnya. Seperti sekarang saja, kita ikut mencari di lautan. Pada dasarnya, potensi bencana di Kota Cirebon masih sama yaitu banjir. Kalaupun ada kasus lainnya yakni longsor di wilayah Kopiluhur Argasunya. Tapi, itu juga hanya di lahan bekas galian saja,” tandasnya.
Anda sedang membaca artikel tentang Basarnas Anda boleh menyebar luaskannya Artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.