MAJALENGKA - Akibat adanya pemadaman listrik di Majalengka yang terjadi pada Hari Selasa (13/1) kemarin yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Selain menggangu sejumlah sektor ternyata berdampak pada tingginya tingkat kerugian yang diderita sejumlah industri, terutama industri rumahan dan besar, akibat terhentinya sejumlah kegiatan produksi.
Misalnya saja seperti yang dirasakan para pengusaha batu alam di wilayah kecamatan Sindangwani yang tidak bisa beroprasi sehingga banyak sekali order pesanan pelanggan yang gagal memenuhi target.
Hal itu seperti yang diakui Nani (45), pengusaha batu asal Sindangwangi, menurut dia, akibat adanya pemadaman listri, pihaknya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah, karena banyak pesanan yang tidak bisa dipenuhi sesuai target.
Selain Nani, para pengusaha konveksi di Kecamatan Leuwimunding juga mengakui akibat adanya pemadaman listrik pihaknya mengalami kerugian. Akibat banyaknya pekerjaan, terutama kegiatan jahit menjahit dan membuat rajutan yang semuanya mengandalkan mesin listrik, akhirnya terhenti. Kerugian yang diderita selain gagalnya memenuhi target, juga akibat banyaknya karyawan yang tidak bisa bekerja, karena listriknya mati. Sementara untuk upah, kata dia, tetap harus diberikan meski mereka tidak bekerja.
“Kalau menghitung kerugian, ya jelas adalah. Sebab dengan adanya pemadaman listrik otomatis karyawan saya tidak bisa bekerja, sementara order pesanan juga cukup banyak,” ucapnya.
Selain industri konveksi dan pengolahan batu alam, sejumlah pengusaha warnet dan jasa rental komputer juga mengaku merugi akibat pemadaman listrik yang terjadi beberapa jam tersebut. Salah satunya seperti yang diakui Budi, pengusaha Warnet yang ada di Kelurahan Cijati Kecamatan Majalengka yang terpaksa tidak bisa beroprasi. Karena semua perangkat komputernya tidak berfungi, akibat matinya aliran listrik.
“Yah rugi mas, soalnya hampir 3 jaman semua perangkat komputer saya mati. Belum lagi resiko yang harus ditanggung, sebab biasanya kalau listrik mati ada saja perangkat komputer yang rusak,” ucapnya.
Misalnya saja seperti yang dirasakan para pengusaha batu alam di wilayah kecamatan Sindangwani yang tidak bisa beroprasi sehingga banyak sekali order pesanan pelanggan yang gagal memenuhi target.
Hal itu seperti yang diakui Nani (45), pengusaha batu asal Sindangwangi, menurut dia, akibat adanya pemadaman listri, pihaknya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah, karena banyak pesanan yang tidak bisa dipenuhi sesuai target.
Selain Nani, para pengusaha konveksi di Kecamatan Leuwimunding juga mengakui akibat adanya pemadaman listrik pihaknya mengalami kerugian. Akibat banyaknya pekerjaan, terutama kegiatan jahit menjahit dan membuat rajutan yang semuanya mengandalkan mesin listrik, akhirnya terhenti. Kerugian yang diderita selain gagalnya memenuhi target, juga akibat banyaknya karyawan yang tidak bisa bekerja, karena listriknya mati. Sementara untuk upah, kata dia, tetap harus diberikan meski mereka tidak bekerja.
“Kalau menghitung kerugian, ya jelas adalah. Sebab dengan adanya pemadaman listrik otomatis karyawan saya tidak bisa bekerja, sementara order pesanan juga cukup banyak,” ucapnya.
Selain industri konveksi dan pengolahan batu alam, sejumlah pengusaha warnet dan jasa rental komputer juga mengaku merugi akibat pemadaman listrik yang terjadi beberapa jam tersebut. Salah satunya seperti yang diakui Budi, pengusaha Warnet yang ada di Kelurahan Cijati Kecamatan Majalengka yang terpaksa tidak bisa beroprasi. Karena semua perangkat komputernya tidak berfungi, akibat matinya aliran listrik.
“Yah rugi mas, soalnya hampir 3 jaman semua perangkat komputer saya mati. Belum lagi resiko yang harus ditanggung, sebab biasanya kalau listrik mati ada saja perangkat komputer yang rusak,” ucapnya.
.JPG)
0 comments:
Post a Comment