MAJALENGKA – Bantuan dan uluran tangan untuk Zian (3,5). Balita yang tinggal bersama neneknya di Rt 10 RW 01 Desa Sindangpano Kecamatan Rajagaluh ini menderita kelainan pertumbuhan fisik dan panca inderanya. Selain itu otot tangan dan kakinya mengeras ketika dipegang.
Hal ini diduga diakibatkan oleh pembengkakan kepala yang mirip dengan penyakit hidrosefalus. Keluarganya sudah berobat ke sana kemari, baik pengobatan modern maupun alternatif, namun kekurangan biaya.
Saat dikunjungi di kediamannya, Selasa (13/1). Zian hanya bisa tergolek di tempat tidurnya. Namun pada April 2015 nanti balita ini genap berusia 4 tahun. Namun, kondisi fisik dan pertumbuhanya tidak seperti kebanyakan balita seusianya.
Balita ini bahkan belum bisa duduk meski usianya sudah hampir 4 tahun. Keseharianya hanya digendong oleh Mustinah (40) sang Nenek yang setiap harinya merawatnya. Sedangkan, ibunya pergi merantau bekerja menjadi TKI di luar negeri.
Mustinah mengatakan, penyakit yang diderita cucunya ini sudah terjadi sejak Zian berusia 7 bulan. Padahal saat baru dilahirkan ibunya, di tahun 2011 yang lalu, kondisinya tampak normal dan mengalami pertumbuhan yang wajar.
"Pada usia 7 bulan pertumbuhanya menjadi mulai tampak kelainan. Bagian kepala cucunya ini lebih cepat membesar, sedangkan bagian tubuhnya cenderung cukup lambat pertumbuhannya," ungkapnya.
Hingga saat ini, di usianya yang hampir 4 tahun, balita malang ini tampak seperti anak usia satu tahunan. Tangan dan kakinya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan, sehingga kesehariannya lebih banyak dihabiskan dengan cara digendong oleh neneknya.
"Beragam cara telah kami tempuh demi mengobati penyakit kelainan yang diderita balita malang ini, mulai dari pengobatan medis, hingga pengobatan cara alternatif ke berbagai tempat, namun sepertinya Yang Maha Kuasa belum memberikan kesembuhan untuk cucu saya," ungkapnya.
Mustinah mengatakan, ibu kandungnya sendiri terpaksa berangkat bekerja menjadi TKI ke luar negeri untuk mencari tambahan penghasilan, yang sebagianya lagi diberikan untuk biaya pengobatan untuk kesembuhan Zian. Hal ini, dilakukan karena neneknya hanya bekerja serabutan.
Sedikit angin segar, akhirnya didapatkan oleh Zian. Untuk membantu proses pengobatan cucunya, Mustinah mendapatkan santunan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Majalengka yang menggelontorkan sejumlah sumbangan untuk biaya berobat balita tersebut.
Sumbangan tersebut diserahkan langsung Sekretaris Baznas, Didi Rusmidi SPdI, kepada Mustinah di kediamanya selasa siang, kemarin (13/1) yang disaksikan Camat Rajagaluh, Ateng DH SSos, dan Pejabat Kades, Sindangpano Ade S.
“Kami hanya memberikan santunan dari dana zakat, infak, sodakoh yang kami kelola dari hasil pengumpulan para Muzaki. Santunan ini mungkin nilainya tidak seberapa. Diharapkan efek multiplyer dari pemberian santunan ini bisa memacu para dermawan lainya untuk ikut berpartisipasi membantu biaya pengobatan balita ini,” ujarnya.
Hal ini diduga diakibatkan oleh pembengkakan kepala yang mirip dengan penyakit hidrosefalus. Keluarganya sudah berobat ke sana kemari, baik pengobatan modern maupun alternatif, namun kekurangan biaya.
Saat dikunjungi di kediamannya, Selasa (13/1). Zian hanya bisa tergolek di tempat tidurnya. Namun pada April 2015 nanti balita ini genap berusia 4 tahun. Namun, kondisi fisik dan pertumbuhanya tidak seperti kebanyakan balita seusianya.
Balita ini bahkan belum bisa duduk meski usianya sudah hampir 4 tahun. Keseharianya hanya digendong oleh Mustinah (40) sang Nenek yang setiap harinya merawatnya. Sedangkan, ibunya pergi merantau bekerja menjadi TKI di luar negeri.
Mustinah mengatakan, penyakit yang diderita cucunya ini sudah terjadi sejak Zian berusia 7 bulan. Padahal saat baru dilahirkan ibunya, di tahun 2011 yang lalu, kondisinya tampak normal dan mengalami pertumbuhan yang wajar.
"Pada usia 7 bulan pertumbuhanya menjadi mulai tampak kelainan. Bagian kepala cucunya ini lebih cepat membesar, sedangkan bagian tubuhnya cenderung cukup lambat pertumbuhannya," ungkapnya.
Hingga saat ini, di usianya yang hampir 4 tahun, balita malang ini tampak seperti anak usia satu tahunan. Tangan dan kakinya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan, sehingga kesehariannya lebih banyak dihabiskan dengan cara digendong oleh neneknya.
"Beragam cara telah kami tempuh demi mengobati penyakit kelainan yang diderita balita malang ini, mulai dari pengobatan medis, hingga pengobatan cara alternatif ke berbagai tempat, namun sepertinya Yang Maha Kuasa belum memberikan kesembuhan untuk cucu saya," ungkapnya.
Mustinah mengatakan, ibu kandungnya sendiri terpaksa berangkat bekerja menjadi TKI ke luar negeri untuk mencari tambahan penghasilan, yang sebagianya lagi diberikan untuk biaya pengobatan untuk kesembuhan Zian. Hal ini, dilakukan karena neneknya hanya bekerja serabutan.
Sedikit angin segar, akhirnya didapatkan oleh Zian. Untuk membantu proses pengobatan cucunya, Mustinah mendapatkan santunan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Majalengka yang menggelontorkan sejumlah sumbangan untuk biaya berobat balita tersebut.
Sumbangan tersebut diserahkan langsung Sekretaris Baznas, Didi Rusmidi SPdI, kepada Mustinah di kediamanya selasa siang, kemarin (13/1) yang disaksikan Camat Rajagaluh, Ateng DH SSos, dan Pejabat Kades, Sindangpano Ade S.
“Kami hanya memberikan santunan dari dana zakat, infak, sodakoh yang kami kelola dari hasil pengumpulan para Muzaki. Santunan ini mungkin nilainya tidak seberapa. Diharapkan efek multiplyer dari pemberian santunan ini bisa memacu para dermawan lainya untuk ikut berpartisipasi membantu biaya pengobatan balita ini,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment