ARGAPURA – Dalam rangka mencetak kader-kader yang militan, berani menyuarakan kebenaran dan keadilian, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majalengka menggelar Latihan Kader (LK) di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Desa Argalingga Kecamatan Argapura, kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Jejep Palahul Alam meminta agar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus mampu mencetak kader "pemberontak" dalam menyuarakan kedilan dan melawan kebijakan yang tidak pro rakyat. Hal itu ditegaskan dia saat mengisi kegiatan Latihan Kader (LK) HMI Cabang Majalengka, Jejep Falahul Alam saat mengisi materi Manajemen Aksi,.
Dikatakan dia, seharusnya kehadiran mahasiswa bisa memberikan kontribusi positif serta solusi terhadap beragam masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat.
"Mahasiswa harus mampu menjadi penerang di tengah gelap gulitanya himpitan persoalan yang membelit kepentingan umat dan masyarakat," ucapnya.
Oleh karanenaya, sebut dia, mahasiswa harus bergerak cepat melawan ketidakberdayaan masyarakat, meski terkadang diartikan pergerakannya tidak murni.
"Biarkan orang lain menuding negatif, asalkan kita tidak pernah melakukanya. Yang terpenting niati sikap dan tindakan kita itu untuk memperjuangkan hak-hak rakyat yang kerap dianaktirikan," tegasnya.
Dijelaskan dia, mengapa mahasiswa yang harus melaksanakan unjuk rasa, karena sejarah telah membuktikan berbagai peristiwa besar di dunia termasuk di negeri ini, tidak lepas dari aktor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual, kata dia, itu diwakili masyarakat kampus (mahasiswa, red) sering menjadi penggagas utama dalam setiap perubahan yang terjadi dewasa ini.
"Latar belakangan aksi atau demo harus menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak, menjawab kegelisahan masyarakat, aspirasi rakyat yang tidak tercapai, musuh bersama, kinerja pemerintah yang lamban dan lain sebagainya," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum HMI Cabang Majalengka, Redy Sugara didampingi Ketua Panitia LK, Ence Pebi Nurul S mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini diikuti sejumlah kampus yang berada di wilayah Majalengka. Mengenai narasumber terdiri dari Koprs Alumni HMI (KAHMI) yang berkompeten dan memiliki keterampilan di bidangnya masing-masing. Sedangkan acara ini berlangsung selama tiga hari dari mulai Kamis- Sabtu (15-17/1/2005).
"LK HMI ini bertujuan untuk menciptakan dan merekrut kader HMI yang berkualitas dan mampu melahirkan kader yang berguna bagi masyarakat banyak," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ence Pebi Nurul S. Menurut dia, LK HMI ini merupakan salah satu persyaratan untuk masuk menjadi kader HMI. Adapun jenjang karirnya hingga LKI, LK II dan LK-III.
"HMI dari dulu sampai saat ini telah banyak memberikan gerakan perubahan terhadap masyarakat. Sehingga diperlukan adanya pengkaderan baru untuk melanjutkan estafet kepemipinan di masa mendatang," katannya.
Dalam acara tersebut juga turut menjadi narasumber yakni perwakilan Kodim 0617 Majalengka, R.B.Irawan S. Kapten Arh dengan tema sinergitas militer dan masyarakat dalam mempertahankan NKRI. Lalu, Ali S, Ketum Badko HMI (Mission HMI), Redy Sugara, Ketum HMI Cabang Majalengka (karakteristik kepemimpinan Indonesia), Kiki Anwar Baehaqi (Teknik Persidangan), Yoyo Darwoyo (Filsafat Logika), dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan tersebut, Jejep Palahul Alam meminta agar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus mampu mencetak kader "pemberontak" dalam menyuarakan kedilan dan melawan kebijakan yang tidak pro rakyat. Hal itu ditegaskan dia saat mengisi kegiatan Latihan Kader (LK) HMI Cabang Majalengka, Jejep Falahul Alam saat mengisi materi Manajemen Aksi,.
Dikatakan dia, seharusnya kehadiran mahasiswa bisa memberikan kontribusi positif serta solusi terhadap beragam masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat.
"Mahasiswa harus mampu menjadi penerang di tengah gelap gulitanya himpitan persoalan yang membelit kepentingan umat dan masyarakat," ucapnya.
Oleh karanenaya, sebut dia, mahasiswa harus bergerak cepat melawan ketidakberdayaan masyarakat, meski terkadang diartikan pergerakannya tidak murni.
"Biarkan orang lain menuding negatif, asalkan kita tidak pernah melakukanya. Yang terpenting niati sikap dan tindakan kita itu untuk memperjuangkan hak-hak rakyat yang kerap dianaktirikan," tegasnya.
Dijelaskan dia, mengapa mahasiswa yang harus melaksanakan unjuk rasa, karena sejarah telah membuktikan berbagai peristiwa besar di dunia termasuk di negeri ini, tidak lepas dari aktor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual, kata dia, itu diwakili masyarakat kampus (mahasiswa, red) sering menjadi penggagas utama dalam setiap perubahan yang terjadi dewasa ini.
"Latar belakangan aksi atau demo harus menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak, menjawab kegelisahan masyarakat, aspirasi rakyat yang tidak tercapai, musuh bersama, kinerja pemerintah yang lamban dan lain sebagainya," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum HMI Cabang Majalengka, Redy Sugara didampingi Ketua Panitia LK, Ence Pebi Nurul S mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini diikuti sejumlah kampus yang berada di wilayah Majalengka. Mengenai narasumber terdiri dari Koprs Alumni HMI (KAHMI) yang berkompeten dan memiliki keterampilan di bidangnya masing-masing. Sedangkan acara ini berlangsung selama tiga hari dari mulai Kamis- Sabtu (15-17/1/2005).
"LK HMI ini bertujuan untuk menciptakan dan merekrut kader HMI yang berkualitas dan mampu melahirkan kader yang berguna bagi masyarakat banyak," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ence Pebi Nurul S. Menurut dia, LK HMI ini merupakan salah satu persyaratan untuk masuk menjadi kader HMI. Adapun jenjang karirnya hingga LKI, LK II dan LK-III.
"HMI dari dulu sampai saat ini telah banyak memberikan gerakan perubahan terhadap masyarakat. Sehingga diperlukan adanya pengkaderan baru untuk melanjutkan estafet kepemipinan di masa mendatang," katannya.
Dalam acara tersebut juga turut menjadi narasumber yakni perwakilan Kodim 0617 Majalengka, R.B.Irawan S. Kapten Arh dengan tema sinergitas militer dan masyarakat dalam mempertahankan NKRI. Lalu, Ali S, Ketum Badko HMI (Mission HMI), Redy Sugara, Ketum HMI Cabang Majalengka (karakteristik kepemimpinan Indonesia), Kiki Anwar Baehaqi (Teknik Persidangan), Yoyo Darwoyo (Filsafat Logika), dan lain sebagainya.
0 comments:
Post a Comment