PANGENAN – Proyek pembangunan break water (pemecah ombak) mulai dari Desa Rawaurip sampai Desa Bendungan dan Ender diprotes warga sekitar. Protes warga karena aktivitas yang dilakukan PT Wika dianggap memberi dampak buruk bagi lingkungan dan warga sekitar yang mayoritasnya sebagai nelayan.
Bukan hanya itu, PT Wika yang sedang menggarap break water dan pengeboran di pinggiran pantai di Pangenan itu dianggap mengganggu aktivitas nelayan.
Salah seorang warga Ender, Uci (42) mengaku, para nelayan terganggu dengan aktivitas PT Wika yang sedang membuat pemecah ombak dan pengeboran kolam penampungan air laut di pantai Pangenan. “Kami sangat dirugikan dengan aktivitas PT Wika yang sedang membuat break water dan pengerukan kolam penampungan air laut,” ungkap Uci, Kamis (18/12).
Dikatakan Uci, warga dan nelayan Desa Ender merencanakan menggelar aksi unjuk rasa ke kantor PT Wika. Pasalnya aktivitas pengerukan kolam penampungan air laut untuk petani garam yang dilakanakan oleh PT Wika itu menimbulkan banyak masalah bagi nelayan, terutama menyangkut limbah lumpur kerukan yang dibuang ke tengah laut, sehingga sangat menganggu. “Sebagian lumpur tersebut menutupi muara sungai Ender sehingga menghalangi keluar-masuknya perahu nelayan,” tuturnya.
Dengan kondisi itu, lanjut Uci, warga dan nelayan akan mendatangi Kantor PT Wika karena dampak dari aktifitas PT Wika itu menimbulkan banyak masalah.
Hal senada dikatakan Roni (34). Warga Ender yang berprofesi sebagai nelayan ini mengaku, sudah menyampaikan persoalan itu kepada pihak terkait. Akan tetapi, lanjut Roni, apa yang menjadi keluhan dan aspirasi nelayan tidak memperoleh tanggapan. ”Sampai sekarang belum ada tanggapan. Akhirnya, kami minta saran kepada ketua KUD Mina Bahari untuk menyelesaikan permasalahan ini,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Bahari Gebang, H Dade mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait proyek PT Wika yang menggangu warga dan nelayan.
“Kami pernah mendiskusikan masalah ini dengan perwakilan masyarakat dan nelayan Ender. Intinya meminta jalan keluar yang baik dan kami juga sudah ngobrol panjang lebar dan perlu diambil solusi,” ujar H Dade.
Menurut Dede, persoalan yang ada harus dibahas antara warga dengan PT Wika agar terjadi solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
“Seharusnya pihak terkait mendengar keluhan warga dan para nelayan sekitar, karena mereka juga memiliki hak untuk hidup tenang,” pungkasnya. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
PEMECAH OMBAK. Proyek PT Wika diprotes oleh warga dan para nelayan Desa Ender, kemarin.
0 comments:
Post a Comment