.jpg) |
Ulfah Naylatun Najah
|
CIREBON - Pandangan pertama bagi kebanyakan orang kadang memang membingungkan untuk sekadar diterjemah. Betapa tidak, Hal itu memaksanya memikirkan apa saja arti dari tatapan dan senyuman. Dan hari-harinya akan penuh rahasia dan bayang-bayang yang menyenangkan sekaligus membingungkan.
Begitu juga ketika pertama kali saya melihat senyum Nayla. Saya merasa akan menjadi seseorang yang paling beruntung sekaligus sengsara karena dipaksa menerjemah segalanya, kode rumit dan simbol-simbol pada senyumnya, menjanjikan sekaligus terkesan membingungkan.
Hampir sama rumitnya dengan Leonardo Da Vinci dalam pembuatan lukisan Mona Lisa dengan segala simbol dan kode rumit pada sisi-sisi yang tak terduga.
Begitulah kiranya Nayla. tatapan dan senyumnya serupa sebuah kode unik yang tak bisa begitu saja dianggap mudah diartikan maksudnya. meskipun bisa saja dengan hanya satu lirikan.
Ah...ternyata hal itu tak begitu rumit bagiku. Hanya sepersekian lirikan saja kubisa menerawang jauh hampir ke dasar hatinya, meski masih penuh rahasia memang, juga kesejukan jiwanya. Bahkan ku hampir dapat menerjemahkan segala tentang kesejukan itu sendiri dengan bimbingan matanya yang seolah mengajakku berbincang dengan bahasa yang tak seorang pun mengerti. Juga ku bisa menerjemah segala keindahan dan ketulusan dengan hanya setarikan nafas memandanginya dengan penuh khidmat.
Nayla adalah wanita satu-satunya di bawah matahari yang memaksa dan mengajariku tentang keindahan dengan penuh penjiwaan. Pesona kecantikannya sudah berhasil mengajariku cara memuja keindahan. Dan sering sekali menemuiku di kamar menjelang tidur; setiap malam, hampir di setiap mulai petang. Dia datang dari pintu depan, kemudian pergi dari sela-sela jendela kamar. Dan saat aku sudah mulai hampir terlelap, dia kembali lagi membawa buku-buku cerita dan nyanyian-nyanyian surga sambil menina-bobok-kanku serta menemani mimpiku hingga fajar.
Nayla juga merupakan perempuan penuh kesejukan hati. Dia adalah salah satu contoh perempuan yang dapat menaklukkan hati laki-laki hanya dengan kesederhanaannya. Justeru sosok seperti Nayla yang akan menjadikannya luar biasa bagi kebanyakan orang yang mengagungkan keindahan.
Apalagi bagi mereka yang ingin mengabadikan cinta dengan penuh suka cita. Jika melihat senyum Nayla; bibir bawahnya seolah membuka pintu surga, sedangkan bibir atasnya dengan penuh ramah mempersilahkan masuk.
Begitu juga dengan tatapan matanya; seakan membimbing kita masuk dengan penuh hati-hati.
Sementara wajah penuh pesonanya memaksa kita untuk tidak terlalu buru-buru masuk membuka pintu; Seakan ingin menceritakan terlebih dahulu tentang keindahan yang luar biasa di dalam. dia seolah ingin memperlihatkan terlebih dahulu telaga firdaus setelah masuk pintu utama surga.
Hari-hari yang kulaluli saat ini, memang penuh bebauan surga yang sekaligus menjadikannya membosankan ketika ku tak sempat menjumpai Nayla meski hanya beberapa menit saja. Karena itu akan menjadikanku seseorang yang tak berguna berada di tempat indah dengan musim bunga bulan April yang mengagumkan.
Aku dan Nayla merupakan salah satu orang yang didewasakan tangan kanan cinta. Meskipun kadang tangan kirinya bisa saja berperan sebaliknya, merubah kedewasaan, kemudian meninggalkan akal sehatnya; karena cinta dan akal sehat kadang akan berjalan tak beriringan.
Meskipun kami (Aku dan Nayla) sudah mewanti-wanti hal itu dengan penuh hati-hati. Dan kuyakin hal tersebut juga sudah tak asing lagi bagi kebanyakan orang yang sudah diberkati cinta. Karena seseorang yang belum pernah meminum manis asam dari bejana cinta, tak akan pernah bisa menikmati cinta dengan penuh suka cita setelah air mata duka.
Maka dengan demikian, cinta akan mengambil kendali sesuai perannya dan bisa membawa seseorang berlibur ke surganya dengan segala yang bermuara pada keindahan. Sedangkan keindahan itu sebagiannya ada pada Nayla.
Saat awal pertemuanku dengan Nayla, aku merasa seakan berada di sebuah taman penuh mawar yang bermekaran dan dikelilingi bayang-bayang mimpi indah di pertengahan musim hujan bulan April. Dan bulan itu juga merupakan bulan kelahirannya. Bulan April akan menjadi bulan suka cita dengan segala pesta penuh tawa. Serupa hari raya bagiku.
Semua orang yang pernah mencicipi madu yang disajikan cinta, pasti akan menyepakati pertemuanku dengan Nayla penuh pesta. Dan semua orang juga akan menyebut Nayla sebagai dewi Isis (dewi kesuburan Mesir-red) yang datang ke desa mereka untuk menyuburkan dan menyirami pepohonan gersang dan tanah lapang yang kehausan. Sementara Nayla, juga menyejukkan jiwaku yang kekeringan.
Maka, dengan kedatangannya, jiwaku dan semua orang, bahkan pepohonan akan mengagungkan dan merindukannya jika kemarau datang.
Bidadari Bulan April
Di tempat ini. Bulan April merupakan musim semi yang dinanti semua orang dan juga pepohonan yang kekeringan karena kemarau panjang. Karena dengan kedatangannya itu selalu membawa kerinduan yang mendalam bagi semua, juga taman-taman gersang yang bosan dengan kemarau.
Di bulan itu juga, aku akan sering megajak Nayla ke taman penuh warna wangi bunga, dan mengunjungi sungai-sungai kecil dekat taman untuk sesekali mendengar nyanyian-nyanyian kesejukan alami gemercik air anak sungai. Karena keagungan dan keindahan bulan April; sungai-sungai kecil di taman akan mengalihkan pandangan dan mengundang bidadari dan peri-peri kecil turun meliuk-liuk girang di cakrawala, menari-nari di atas sungai dengan harum wangi bebunga yang tumbuh di sekelilingnya. Setelah lelah, kemudian peri tersebut menceburkan diri ke sungai itu.
Sementara itu, aku akan mengambil selendang salah satu dari peri-peri itu saat mereka sedang asik mandi atau saat sedang menikmati harum wangi bebunga di taman. Kemudian akan memaksanya untuk hidup bersama sepanjang pergantian musim.
Dan stelah itu, aku akan mengagungkan bulan April dengan senyum penuh syukur di sepanjang musim. Dengan kata lain. Bulan April adalah Nayla; dengan segala keindahan dan kesejukannya. Bulan di mana semua orang akan mengagumi segala kerinduan.
Kemudian setelah itu, cintaku dan Nayla akan senantiasa mekar meski musim terus berubah-ubah. sebab kuyakin, cintaku pada Nayla tak kenal lelah dan meski tanpa pertolongan musim pun akan tetap bisa tumbuh.
Begitulah pertemuanku dengan Nayla, aku yang merindukan kesejukkan, sedangkan tiba-tiba Nayla datang menyuuguhkannya untukku. Pertemuan kami bagai "Pertemuan Dua Musim". Aku yang sangat merindukan musim hujan dengan segala keindahanan dan harum wangi bunga yang bermekaran. Saat itu juga Nayla datang dengan membawakan segalanya untukku.
Aku juga tak ubahnya pengembala haus yang menemukan anak sungai di tanah lapang. Nayla mengisi jiwaku yang sudah lama kerontang. dia juga akan menyirami bunga-bunga dalam jiwaku yang sudah hampir layu karena musim panas yang murka. Dan Nayla juga yang menyuguhkan segala.
Begitulah aku dan Nayla. Sementara cinta kami bagai satu-satunya bunga yang tumbuh subur tanpa musim menggugurkan daunnya. dan akan senantiasa tumbuh meski dunia tak bermusim sekalipun.
Dan selanjutnya, hari-hari berlalu dengan segala keindahan pandangan pertamaku dengan Nayla. Setelah pertemuan itu; jiwa yang kekeringan karena kerontang, seolah tiba-tiba diajak ke taman penuh bebunga yang bermekaran. Sekarang aku akan menghabiskan sepanjang waktuku hanya untuk menikmati warna wangi bunga taman dengan Nayla.
Dan Nayla seolah bidadari bulan April yang kucuri selendangnya saat sedang asik mandi di sungai kecil saat awal pertemuan musim, dia kupaksa hidup bersama dari musim ke musim dengan penuh ta’dzim. Dan kami bagaikan musim panas dan musim hujan. Sementara pertemuanku dengannya seperti "Pertemuan Dua Musim".
Oleh : Kim Abdurrokhim/Rakyat Cirebon
Anda sedang membaca artikel tentang Pertemuan Dua Musim Anda boleh menyebar luaskannya Artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya.
0 comments:
Post a Comment