Bila Tidak Direspons, Awal 2015 PK Golkar Janji Lebih Gencar Aksi
CIREBON – Sepertinya internal gabungan Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar (PG) Kabupaten Cirebon, yang aktif melakukan gerakan perlawanan terhadap Ketua DPD Golkar H Ason Sukasa tidak satu suara dalam merumuskan langkah-langkah startegis. Bila sebelumnya Ketua PK Kecamatan Suranenggala, Sajidin menyampaikan kemungkinan aksi unjuk rasa lanjutan, tidak demikian dengan informasi dari PK lain.
Koordinator Ketua PK Partai Golkar Kabupaten Cirebon, Sutrisno SSos mengungkapkan, puluhan PK sudah melakukan beberapa kali rapat evaluasi dan konsolidasi gerakan. Tempatnya pun berpindah-pindah. Namun untuk saat ini belum akan bergerak, menunggu respons DPD atas gerakan sebelumnya.
Ketua PK Golkar Kecamatan Kapetakan itu mengatakan, bersama PK lain sudah membuat agenda di awal tahun nanti untuk gencar melakukan evaluasi, koordinasi, dan aksi memperjuangkan cita-cita bersama untuk membesarkan Partai Golkar melalui upaya pergantian kepemimpinan.
Pihaknya juga tengah menggodok nama yang akan disodorkan untuk menjadi calon ketua menggantikan Ason Sukasa. “Setelah tahun baru nanti, kami para ketua PK Golkar akan mengusulkan kandidat calon ketua untuk menggantikan Ason Sukasa. Jadi sementara ini kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman PK di Kabupaten Cirebon,” ungkap Sutrisno, Senin (29/12).
Sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil dari apa yang dilakukan selama ini. Terutama tindak lanjut langkah dari DPD Golkar Jawa Barat.
Terpisah, Sekretaris PK Partai Golkar Kecamatan Talun, Andi mengatakan, di negara demokrasi siapa pun berhak untuk mengemukakan pendapatnya. “Demokratis saja, wajar PK melakukan gerakan seperti itu silakan saja. Namun harus tetap memperhatikan aturan dan mekanisme partai yang ada,” kata Andi saat ditemui di Sumber, Senin (29/12).
Dinamika yang terjadi di internal partainya sangat biasa terjadi. Terlebih jelang pergantian kepemimpinan dan hal itu juga terjadi di partai yang lain.
“Saya lihat benar 30 lebih PK yang melakukan gerakan itu jadi bukan klaim, tetapi kemarin saat jempol darah saya tidak ikut,” ungkapnya.
Dia meminta agar PK lebih bersabar dan tidak membabi buta meminta segera ada penunjukan pelaksana tugas (Plt) ketua. Setidaknya menunggu perkembangan islah di DPP Golkar tanggal 8 Januari mendatang. Selain itu juga menunggu kepastian kepemimpinan di DPD Jawa Barat pasca penahanan ketuanya.
“Jadi saya kira sama-sama saja menunggu Musda Golkar. Jangan memakai emosi dulu,” katanya.
Pihaknya memang tidak ikut gerakan, termasuk cap jempol darah, namun bukan berarti mendukung kepemimpinan Ason. Tetapi lebih disebabkan karena kondisi teknis karena gangguan kesehatan.
“Saya tidak ikut jempol darah bukan berarti mendukung. Saya juga melihat mereka murni gerakannya tidak ada yang menunggangi,” katanya.
Pria yang masuk struktur kepengurusan DPD Golkar mengaku sering stand by di sekretariat, bukan berarti menjadi loyalis Ason. Keberadaannya di tempat itu adalah karena sebagai pengurus.
“Masa iya saya pengurus Golkar mangkalnya di kantor partai lain. Itu baru tidak benar,” tegas dia.
Ketidakhadiran PK lain di sejumlah pertemuan, termasuk demo di kantor DPD diyakini bukan karena ada di kubu Ason. Hal itu murni karena ada halangan.
Pihaknya menyerahkan kondisi partainya saat ini kepada DPD Jawa Barat. “Kalau soal DPD akan membentuk tim investigasi saya baru tahu dari media maasa Pak Kusnadi yang bicara. Tapi saya secara langsung belum tahu kapan dibentuk dan turun ke Cirebon tim itu,” ungkapnya.
Dia juga mempersilakan semua bakal calon ketua DPD muncul menyampaikan gagasannya, baik Hj Diah, H Tatang Rustana, H Edi Mulyadi, Sunandar Priyowudarmo, atau lainnya. Dia meyakini untuk saat ini belum saatnya nongol, sehingga banyak yang masih malu-malu. Tapi jelang pelaksanaan musda diyakini akan bermunculan.
“Setelah ada kabar musda nanti, calon yang sudah final pasti akan bermunculan. Kalau Plt permintaannya PK saya lihat nanti siapa yang menduduki posisi itu. jangan terlalu menggebu-gebulah,” terangnya. (kim)
CIREBON – Sepertinya internal gabungan Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar (PG) Kabupaten Cirebon, yang aktif melakukan gerakan perlawanan terhadap Ketua DPD Golkar H Ason Sukasa tidak satu suara dalam merumuskan langkah-langkah startegis. Bila sebelumnya Ketua PK Kecamatan Suranenggala, Sajidin menyampaikan kemungkinan aksi unjuk rasa lanjutan, tidak demikian dengan informasi dari PK lain.
Koordinator Ketua PK Partai Golkar Kabupaten Cirebon, Sutrisno SSos mengungkapkan, puluhan PK sudah melakukan beberapa kali rapat evaluasi dan konsolidasi gerakan. Tempatnya pun berpindah-pindah. Namun untuk saat ini belum akan bergerak, menunggu respons DPD atas gerakan sebelumnya.
Ketua PK Golkar Kecamatan Kapetakan itu mengatakan, bersama PK lain sudah membuat agenda di awal tahun nanti untuk gencar melakukan evaluasi, koordinasi, dan aksi memperjuangkan cita-cita bersama untuk membesarkan Partai Golkar melalui upaya pergantian kepemimpinan.
Pihaknya juga tengah menggodok nama yang akan disodorkan untuk menjadi calon ketua menggantikan Ason Sukasa. “Setelah tahun baru nanti, kami para ketua PK Golkar akan mengusulkan kandidat calon ketua untuk menggantikan Ason Sukasa. Jadi sementara ini kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman PK di Kabupaten Cirebon,” ungkap Sutrisno, Senin (29/12).
Sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil dari apa yang dilakukan selama ini. Terutama tindak lanjut langkah dari DPD Golkar Jawa Barat.
Terpisah, Sekretaris PK Partai Golkar Kecamatan Talun, Andi mengatakan, di negara demokrasi siapa pun berhak untuk mengemukakan pendapatnya. “Demokratis saja, wajar PK melakukan gerakan seperti itu silakan saja. Namun harus tetap memperhatikan aturan dan mekanisme partai yang ada,” kata Andi saat ditemui di Sumber, Senin (29/12).
Dinamika yang terjadi di internal partainya sangat biasa terjadi. Terlebih jelang pergantian kepemimpinan dan hal itu juga terjadi di partai yang lain.
“Saya lihat benar 30 lebih PK yang melakukan gerakan itu jadi bukan klaim, tetapi kemarin saat jempol darah saya tidak ikut,” ungkapnya.
Dia meminta agar PK lebih bersabar dan tidak membabi buta meminta segera ada penunjukan pelaksana tugas (Plt) ketua. Setidaknya menunggu perkembangan islah di DPP Golkar tanggal 8 Januari mendatang. Selain itu juga menunggu kepastian kepemimpinan di DPD Jawa Barat pasca penahanan ketuanya.
“Jadi saya kira sama-sama saja menunggu Musda Golkar. Jangan memakai emosi dulu,” katanya.
Pihaknya memang tidak ikut gerakan, termasuk cap jempol darah, namun bukan berarti mendukung kepemimpinan Ason. Tetapi lebih disebabkan karena kondisi teknis karena gangguan kesehatan.
“Saya tidak ikut jempol darah bukan berarti mendukung. Saya juga melihat mereka murni gerakannya tidak ada yang menunggangi,” katanya.
Pria yang masuk struktur kepengurusan DPD Golkar mengaku sering stand by di sekretariat, bukan berarti menjadi loyalis Ason. Keberadaannya di tempat itu adalah karena sebagai pengurus.
“Masa iya saya pengurus Golkar mangkalnya di kantor partai lain. Itu baru tidak benar,” tegas dia.
Ketidakhadiran PK lain di sejumlah pertemuan, termasuk demo di kantor DPD diyakini bukan karena ada di kubu Ason. Hal itu murni karena ada halangan.
Pihaknya menyerahkan kondisi partainya saat ini kepada DPD Jawa Barat. “Kalau soal DPD akan membentuk tim investigasi saya baru tahu dari media maasa Pak Kusnadi yang bicara. Tapi saya secara langsung belum tahu kapan dibentuk dan turun ke Cirebon tim itu,” ungkapnya.
Dia juga mempersilakan semua bakal calon ketua DPD muncul menyampaikan gagasannya, baik Hj Diah, H Tatang Rustana, H Edi Mulyadi, Sunandar Priyowudarmo, atau lainnya. Dia meyakini untuk saat ini belum saatnya nongol, sehingga banyak yang masih malu-malu. Tapi jelang pelaksanaan musda diyakini akan bermunculan.
“Setelah ada kabar musda nanti, calon yang sudah final pasti akan bermunculan. Kalau Plt permintaannya PK saya lihat nanti siapa yang menduduki posisi itu. jangan terlalu menggebu-gebulah,” terangnya. (kim)
0 comments:
Post a Comment