.JPG) |
| Warga saat sedang melakukan pengisian BBM di salah satu SPBU di Jalan Brigjen Darsono |
KESAMBI– Kebijakan pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar tidak berdampak kepada penurunan tarif angkutan kota.
Padahal, sejak pukul 00.00 WIB atau 1 Januari 2015, pemerintah menurutkan harga premium dari sebelumnya Rp8.500/liter menjadi Rp7.600/liter. Sedangkan jenis solar menjadi Rp7.250/liter dari Rp7500/liter.
Salah seorang warga Karyamulya, Muhamad Syarif (26) mengatakan, meskipun kebijakan pemerintah tersebut terkesan plin-plan, dirinya menyambut baik kebijakan penurunan harga BBM itu.
“Ya terlepas dari apapun, saya menyambut baik kebijakan pemerintah. Memang tak rasional ketika harga minyak dunia turun tapi pemerintah justru menaikan BBM,” ujarnya kepada Rakcer, saat ditemui usai mengisi BBM, Kamis (1/1).
Sementara itu, sopir D3, Surip (47) mengatakan, meskipun BBM telah turun kemabali, namun pihaknya akan tetap menggunakan tarif yang telah ditentukan Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang sudah disetujui beberapa waktu lalu.
“Kami masih menggunakan tarif Rp3.000 untuk pelajar, dan Rp4.000 bagi umum. Tunggu keputusan dari Organda saja apakah akan diubah atau tidak,” katanya.
Ditambahkan Surip, harga kebutuhan pokok dan biaya operasional terlanjur naik pasca kenaikan BBM pada November lalu. Hal itu, kata dia, yang membuat dirinya masih akan menggunakan tarif lama. Selain itu, sebutnya, penurunan harga BBM tersebut tak terlalu signifikan, sehingga sulit untuk menentukan tarif baru.
“Intinya, kami sih tergantung di atasnya saja. Yang jelas tadi, penurunan segitu, terus kami harus ngambil ongkosnya berapa,” imbuhnya.
Ia meminta kepada masyarakat untuk memaklumi jika masih menggunakan tarif lama. Pasalnya, ia pun belum mengetahui apakah akan dirubah atau tidak. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
Padahal, sejak pukul 00.00 WIB atau 1 Januari 2015, pemerintah menurutkan harga premium dari sebelumnya Rp8.500/liter menjadi Rp7.600/liter. Sedangkan jenis solar menjadi Rp7.250/liter dari Rp7500/liter.
Salah seorang warga Karyamulya, Muhamad Syarif (26) mengatakan, meskipun kebijakan pemerintah tersebut terkesan plin-plan, dirinya menyambut baik kebijakan penurunan harga BBM itu.
“Ya terlepas dari apapun, saya menyambut baik kebijakan pemerintah. Memang tak rasional ketika harga minyak dunia turun tapi pemerintah justru menaikan BBM,” ujarnya kepada Rakcer, saat ditemui usai mengisi BBM, Kamis (1/1).
Sementara itu, sopir D3, Surip (47) mengatakan, meskipun BBM telah turun kemabali, namun pihaknya akan tetap menggunakan tarif yang telah ditentukan Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang sudah disetujui beberapa waktu lalu.
“Kami masih menggunakan tarif Rp3.000 untuk pelajar, dan Rp4.000 bagi umum. Tunggu keputusan dari Organda saja apakah akan diubah atau tidak,” katanya.
Ditambahkan Surip, harga kebutuhan pokok dan biaya operasional terlanjur naik pasca kenaikan BBM pada November lalu. Hal itu, kata dia, yang membuat dirinya masih akan menggunakan tarif lama. Selain itu, sebutnya, penurunan harga BBM tersebut tak terlalu signifikan, sehingga sulit untuk menentukan tarif baru.
“Intinya, kami sih tergantung di atasnya saja. Yang jelas tadi, penurunan segitu, terus kami harus ngambil ongkosnya berapa,” imbuhnya.
Ia meminta kepada masyarakat untuk memaklumi jika masih menggunakan tarif lama. Pasalnya, ia pun belum mengetahui apakah akan dirubah atau tidak. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
.JPG)
.JPG){kind=spacer}
0 comments:
Post a Comment