KEJAKSAN– Terhitung sejak tanggal 1 Januari 2015, pemerintah menerapkan kebijakan baru terkait pengalihan public service obligation (PSO) atau subsidi untuk kereta api (KA) ekonomi jarak jauh dan sedang, ke KA lokal serta komuter.
Kebijakan tersebut dikeluarkan agar subsidi dari pemerintah tepat sasaran, bagi pengguna jasa KA. Hal ini disampaikan Manager Humas PT KAI Daop III, Gatut Sutiatmoko, saat dihubungi melalui telepon, kemarin (1/1).
“Kebijakan itu didasari oleh hasil evaluasi Dirjenjaka yang terus mengevaluasi pemberian subsidi,” ujarnya.
Pengalihan subsidi ke kereta lokal itu bukan hanya dalam bentuk penurunan tarif. Namun bisa juga, kata dia, subsidinya dalam bentuk penambahan frekuensi perjalanan KA, tempat duduk, dan penambahan fasilitas.
Kemudian alasan lain pengalihan subsidi tersebut adalah, lanjut Gatut, pada umumnya para pengguna KA lokal maupun komuter lebih banyak dibandingkan dengan KA ekonomi jarak pendek dan jauh. “PSO diprioritaskan untuk KA lokal dan komuter, karena frekuensi pengguna tinggi dan perjalanan cukup padat,” imbuhnya.
Ditambahkan Gatut, adanya pengalihan subsidi tersebut, tak akan mempengaruhi kualitas pelayanan untuk kereta ekonomi jarak dekat dan jauh. “Kereta ekonomi jarak jauh dan menengah diberlakukan tarif keekonomian, namun juga berlaku tarif parsial dimana penumpang hanya membayar sesuai dengan jarak yang ditempuhnya,” katanya.
Kebijakan tersebut, lanjutnya, sudah diberlakukan pada pemesanan tiket KA tanggal 2 Oktober 2014 untuk pemberangkatan KA tanggal 1 Januari 2015.
“Adanya kebijakan ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan PT KAI. KA lokal dan komuter penggunanya adalah para pekerja dan dalam frekuensi banyak. Jadi itulah alasannya PSO dialihkan,” katanya.
Kebijakan tersebut dikeluarkan agar subsidi dari pemerintah tepat sasaran, bagi pengguna jasa KA. Hal ini disampaikan Manager Humas PT KAI Daop III, Gatut Sutiatmoko, saat dihubungi melalui telepon, kemarin (1/1).
“Kebijakan itu didasari oleh hasil evaluasi Dirjenjaka yang terus mengevaluasi pemberian subsidi,” ujarnya.
Pengalihan subsidi ke kereta lokal itu bukan hanya dalam bentuk penurunan tarif. Namun bisa juga, kata dia, subsidinya dalam bentuk penambahan frekuensi perjalanan KA, tempat duduk, dan penambahan fasilitas.
Kemudian alasan lain pengalihan subsidi tersebut adalah, lanjut Gatut, pada umumnya para pengguna KA lokal maupun komuter lebih banyak dibandingkan dengan KA ekonomi jarak pendek dan jauh. “PSO diprioritaskan untuk KA lokal dan komuter, karena frekuensi pengguna tinggi dan perjalanan cukup padat,” imbuhnya.
Ditambahkan Gatut, adanya pengalihan subsidi tersebut, tak akan mempengaruhi kualitas pelayanan untuk kereta ekonomi jarak dekat dan jauh. “Kereta ekonomi jarak jauh dan menengah diberlakukan tarif keekonomian, namun juga berlaku tarif parsial dimana penumpang hanya membayar sesuai dengan jarak yang ditempuhnya,” katanya.
Kebijakan tersebut, lanjutnya, sudah diberlakukan pada pemesanan tiket KA tanggal 2 Oktober 2014 untuk pemberangkatan KA tanggal 1 Januari 2015.
“Adanya kebijakan ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan PT KAI. KA lokal dan komuter penggunanya adalah para pekerja dan dalam frekuensi banyak. Jadi itulah alasannya PSO dialihkan,” katanya.
.JPG)
.JPG){kind=spacer}
0 comments:
Post a Comment