Tahun Baru 2015, Perhelatan Pesta Kembang Api di Gua Sunyaragi |
***Perhelatan Warsa Enggal Pesta Kembang Api Berlangsung Semarak dengan mengajak masyarakat mencintai tradisi lokal
KESAMBI– Ribuan kembang api menghiasi langit Gua Sunyaragi, pada pergantian malam tahun baru, kemarin (1/1).
Pesta kembang api berbagai warna selama 10 menit itu membuat warga yang menyaksikan berdecak kagum.
Pertunjukan kembang api pertama di Kota Cirebon tersebut dibuka langsung Sultan Sepuh XIV Keraton Kesepuhan, Pra Arif Natadiningrat.
Dalam sambutan pembukaan, Sultan Arif mengajak warga yang menyaksikan untuk berdoa bersama. Sebagai bentuk empati dan belasungkawa terhadap tragedi jatuhnya pesawat Air Asia yang menewaskan 155 penumpangnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat Kota Cirebon untuk mencintai dan menghargai budaya dan tradisi lokal.
“Cirebon memiliki bahasa, makanan dan budaya yang khas. Yang tidak dimiliki daerah lain nya. Kita harus melestarikan dan bangga terhadap kekayaan budaya sendiri,” ujarnya.
Pagelaran seni dan budaya terbesar dan pertama kali di wilayah III Cirebon tersebut, lanjutnya, merupakan bukti apresiasi terhadap kebudayaan dan seniman lokal.
Sebanyak 200 lebih seniman dijadwalkan tampil pada malam pergantian tahun baru tersebut. Namun, karena cuaca dan waktu yang tidak memungkinkan, hanya beberapa seniman yang ditampilkan pada malam itu.
Ditambahkan sultan, dirinya juga mengajak warga untuk bangga menggunakan bahasa Cirebon. “Gunakan bahasa daerah itu dalam kehidupan sehari-hari. Tapi bukan yang negatif seperti kirik,” seloroh Sultan disambut tawa dan yang hadir.
Menurut pantauan wartawan koran ini di lokasi acara, Meski diwarnai dengan hujan, pagelaran seni tersebut tetap berlanjut. Megahnya panggung dan lighting berkelas membuat warga enggan berpindah dari tempat duduk.
Sementara itu, anggota dewan dari Fraksi Partai Hanura, Jafarudin mengatakan, pagelaran seni tersebut sangat pas bertempat di Gua Sunyaragi, berlatar belakang gua, dengan panggung mewah ditambah permainan lighting yang turut menambah kesan historisnya.
“Saya turut mengapresiasi pagelaran seni tersebut. Saya mengajak warga untuk turut meriahkan dan menyaksikan secara langsung,” ujarnya.
Ratusan warga yang tak mempunyai tiket untuk menyaksikan dari dekat, menyaksikan dari luar dan Jalan Raya Brigjen Darsono. Sehingga sempat membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan beberapa jam.
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
KEMABANG API. Ribuan kembang api saat pergantian malam tahun baru di Gua Sunyaragi, kemarin.
KESAMBI– Ribuan kembang api menghiasi langit Gua Sunyaragi, pada pergantian malam tahun baru, kemarin (1/1).
Pesta kembang api berbagai warna selama 10 menit itu membuat warga yang menyaksikan berdecak kagum.
Pertunjukan kembang api pertama di Kota Cirebon tersebut dibuka langsung Sultan Sepuh XIV Keraton Kesepuhan, Pra Arif Natadiningrat.
Dalam sambutan pembukaan, Sultan Arif mengajak warga yang menyaksikan untuk berdoa bersama. Sebagai bentuk empati dan belasungkawa terhadap tragedi jatuhnya pesawat Air Asia yang menewaskan 155 penumpangnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat Kota Cirebon untuk mencintai dan menghargai budaya dan tradisi lokal.
“Cirebon memiliki bahasa, makanan dan budaya yang khas. Yang tidak dimiliki daerah lain nya. Kita harus melestarikan dan bangga terhadap kekayaan budaya sendiri,” ujarnya.
Pagelaran seni dan budaya terbesar dan pertama kali di wilayah III Cirebon tersebut, lanjutnya, merupakan bukti apresiasi terhadap kebudayaan dan seniman lokal.
Sebanyak 200 lebih seniman dijadwalkan tampil pada malam pergantian tahun baru tersebut. Namun, karena cuaca dan waktu yang tidak memungkinkan, hanya beberapa seniman yang ditampilkan pada malam itu.
Ditambahkan sultan, dirinya juga mengajak warga untuk bangga menggunakan bahasa Cirebon. “Gunakan bahasa daerah itu dalam kehidupan sehari-hari. Tapi bukan yang negatif seperti kirik,” seloroh Sultan disambut tawa dan yang hadir.
Menurut pantauan wartawan koran ini di lokasi acara, Meski diwarnai dengan hujan, pagelaran seni tersebut tetap berlanjut. Megahnya panggung dan lighting berkelas membuat warga enggan berpindah dari tempat duduk.
Sementara itu, anggota dewan dari Fraksi Partai Hanura, Jafarudin mengatakan, pagelaran seni tersebut sangat pas bertempat di Gua Sunyaragi, berlatar belakang gua, dengan panggung mewah ditambah permainan lighting yang turut menambah kesan historisnya.
“Saya turut mengapresiasi pagelaran seni tersebut. Saya mengajak warga untuk turut meriahkan dan menyaksikan secara langsung,” ujarnya.
Ratusan warga yang tak mempunyai tiket untuk menyaksikan dari dekat, menyaksikan dari luar dan Jalan Raya Brigjen Darsono. Sehingga sempat membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan beberapa jam.
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
KEMABANG API. Ribuan kembang api saat pergantian malam tahun baru di Gua Sunyaragi, kemarin.
0 comments:
Post a Comment