.JPG) |
| Petani Resah, Pupuk Langka di Pasaran |
LEMAHABANG – Kelangkaan pupuk kembali terjadi di Wilayah Timur Cirebon (WTC). Sudah hampir sebulan, para petani di daerah WTC kesulitan mendapatkan pupuk. Padahal, saat ini sudah memasuki masa tanam pertama bagi para petani.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Ketua DPC SPI Kabupaten Cirebon Mohamad Zaeni.
Zaeni menyatakan, Pemerintah Kabupaten Cirtebon dianggap tidak serius dalam menangani kelangkaan pupuk.
Menurutnya, kelangkaan pupuk di WTC dirasa sangat merugikan para petani, apalagi sekarang sudah mulai musim tanam bagi para petani.
“Pemerintah kabupaten Cirebon tidak serius untuk mengurusi distribusi pupuk. Kelangkaan pupuk ketika musim tanam sering terjadi. Nah, pemerintah tidak mau belajar dari pengalaman yang sudah sehingga merugikan petani,” ungkap Zaeni saat ditemui di kediamannya di Cipeujeuh, kemarin.
Dikatakan Zaeni, dirinya juga mempertanyakan tentang kriteria petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah. “Kita juga pengen tahu kategori petani yang mendapatkan pupuk subsidi itu untuk petani yang mana saja. Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam hal ini Dinas Pertanian tidak pernah mau tahu, ini yang menjadi masalah besar,” ujarnya.
Akibat adanya kelangkaan pupuk di wilayah timur, lanjut Zaeni, petani merasa resah. “Bulan inisudah waktunya musim tanam dan membutuhkan banyak pupuk,” tandasnya.
Dikatakan Zaeni, pupuk jenis urea jumlahnya sangat dibatasi oleh pemerintah daerah. Padahal, katanya, kebutuhan pupuk dalam satu desa sendiri sekitar 60 ton.
Sementara itu, Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra MM MSi menyatakan, pihaknya secepatnya akan mengatasi kelangkaan pupuk para petani. Bupati yang diusung PDIP itu mengaku, sudah berkoordinasi dengan dinas pertanian yang akan segera menangani hal itu. “Mengenai adanya kelangkaan pupuk memang menjadi masalah besar, tapi yang pasti kami akan segera bekoordinasi dengan dinas terkait. Kepala Dinas Pertanian juga sudah komunikasi dan akan segera menanganinya,” katanya. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
RESAH. Para petani di WTC kebingungan dengan kelangkaan pupuk padahal sudah masuk musim tanam pertama, kemarin.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Ketua DPC SPI Kabupaten Cirebon Mohamad Zaeni.
Zaeni menyatakan, Pemerintah Kabupaten Cirtebon dianggap tidak serius dalam menangani kelangkaan pupuk.
Menurutnya, kelangkaan pupuk di WTC dirasa sangat merugikan para petani, apalagi sekarang sudah mulai musim tanam bagi para petani.
“Pemerintah kabupaten Cirebon tidak serius untuk mengurusi distribusi pupuk. Kelangkaan pupuk ketika musim tanam sering terjadi. Nah, pemerintah tidak mau belajar dari pengalaman yang sudah sehingga merugikan petani,” ungkap Zaeni saat ditemui di kediamannya di Cipeujeuh, kemarin.
Dikatakan Zaeni, dirinya juga mempertanyakan tentang kriteria petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah. “Kita juga pengen tahu kategori petani yang mendapatkan pupuk subsidi itu untuk petani yang mana saja. Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam hal ini Dinas Pertanian tidak pernah mau tahu, ini yang menjadi masalah besar,” ujarnya.
Akibat adanya kelangkaan pupuk di wilayah timur, lanjut Zaeni, petani merasa resah. “Bulan inisudah waktunya musim tanam dan membutuhkan banyak pupuk,” tandasnya.
Dikatakan Zaeni, pupuk jenis urea jumlahnya sangat dibatasi oleh pemerintah daerah. Padahal, katanya, kebutuhan pupuk dalam satu desa sendiri sekitar 60 ton.
Sementara itu, Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra MM MSi menyatakan, pihaknya secepatnya akan mengatasi kelangkaan pupuk para petani. Bupati yang diusung PDIP itu mengaku, sudah berkoordinasi dengan dinas pertanian yang akan segera menangani hal itu. “Mengenai adanya kelangkaan pupuk memang menjadi masalah besar, tapi yang pasti kami akan segera bekoordinasi dengan dinas terkait. Kepala Dinas Pertanian juga sudah komunikasi dan akan segera menanganinya,” katanya. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
RESAH. Para petani di WTC kebingungan dengan kelangkaan pupuk padahal sudah masuk musim tanam pertama, kemarin.
.JPG)
.JPG){kind=spacer}
0 comments:
Post a Comment