MAJALENGKA - Intensitas hujan yang tinggi membuat aktivitas terbang untuk olahraga paralayang di bukit Panten Desa Sidamukti terhenti sementara. Jika dipaksakan, kondisi seperti ini akan terlalu membahayakan nyawa bagi para atlet paralayang.
Selain itu, bukit Panten Sidamukti yang biasanya sering dikunjungi warga lokal maupun pengunjung luar darah, saat ini juga terlihat berkurang. Mengingat, musim hujan menjadi kendala mereka untuk berlibur ke suatu wilayah dengan kontur tanah bebukitan.
Tidak mengherankan jika puncak Panten Sidamukti yang biasanya ramai dikunjungi para remaja pada Sabtu dan Minggu yang ingin melihat pemandangan wilayah Majalengka dari ketinggian, kini terlihat sepi pengunjung.
Salah seorang warga Majalengka, Ipan (32) mengatakan, dirinya cukup sering menginjakkan kaki di puncak Sidamukti untuk melihat atlet paralayang untuk berlatih. Namun hal itu tidak bisa dinikmatinya sekarang ini, mengingat sudah hampir dua bulan tidak ada yang berlatih terbang dengan parasut lebar tersebut.
"Sebetulnya ada dua tujuan dan keuntungan besar ketika orang berkunjung ke puncak Sidamukti ini, yakni menikmati atlet paralayang yang tengah berlatih dan kedua menikmati pemandangan alam wilayah Majalengka di ketinggian. Majalengka dilihat dari puncak Panten ini sungguh mempesona," ungkapnya.
Ipan mengatakan, cuaca setiap hari yang selalu terkadang turun hujan membuat warga terutama para remaja sepertinya enggan untuk datang ke lokasi obyek wisata Paralayang. Apalagi mereka dihantui dengan berita-berita bahwa banyak longsor terjadi. Sehingga, mereka ketakutan jika harus berada di area pegunungan atau perbukitan.
"Saya pun kalau gak ada niatan untuk melihat pemandangan Majalengka dari atas, males untuk datang ke sini. Hanya saja di sini itu sumber inspirasi. Jadinya, meski sekarang pengunjungnya berkurang, hal itu tidak jadi persoalan bagi saya. Saya masih tetap bisa melihat pemandangan yang indah. Adapun jalur jalan cukup aman, sudah diaspal," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang atlet wilayah Sumedang yang biasa latihan terbang di bukit Panten Sidamukti, Cecep mengaku bahwa untuk musim hujan ini jika dipaksakan untuk terbang resikonya terlalu berbahaya. Sehingga, dirinya lebih memilih untuk berlibur sementara sampai musim hujannya berhenti atau memasuki musim kemarau.
"Sekarang ini kalau memaksakan terbang juga percuma, terlalu berbahaya, saya memang suka terbang, dengan olahraga paralayang ini membuat saya tertantang, tapi saya juga tak mau mengorbankan nyawa saya hanya untuk terbang memaksakan diri di tengah cuaca yang tidak memungkinkan ini," ungkapnya.
Selain itu, bukit Panten Sidamukti yang biasanya sering dikunjungi warga lokal maupun pengunjung luar darah, saat ini juga terlihat berkurang. Mengingat, musim hujan menjadi kendala mereka untuk berlibur ke suatu wilayah dengan kontur tanah bebukitan.
Tidak mengherankan jika puncak Panten Sidamukti yang biasanya ramai dikunjungi para remaja pada Sabtu dan Minggu yang ingin melihat pemandangan wilayah Majalengka dari ketinggian, kini terlihat sepi pengunjung.
Salah seorang warga Majalengka, Ipan (32) mengatakan, dirinya cukup sering menginjakkan kaki di puncak Sidamukti untuk melihat atlet paralayang untuk berlatih. Namun hal itu tidak bisa dinikmatinya sekarang ini, mengingat sudah hampir dua bulan tidak ada yang berlatih terbang dengan parasut lebar tersebut.
"Sebetulnya ada dua tujuan dan keuntungan besar ketika orang berkunjung ke puncak Sidamukti ini, yakni menikmati atlet paralayang yang tengah berlatih dan kedua menikmati pemandangan alam wilayah Majalengka di ketinggian. Majalengka dilihat dari puncak Panten ini sungguh mempesona," ungkapnya.
Ipan mengatakan, cuaca setiap hari yang selalu terkadang turun hujan membuat warga terutama para remaja sepertinya enggan untuk datang ke lokasi obyek wisata Paralayang. Apalagi mereka dihantui dengan berita-berita bahwa banyak longsor terjadi. Sehingga, mereka ketakutan jika harus berada di area pegunungan atau perbukitan.
"Saya pun kalau gak ada niatan untuk melihat pemandangan Majalengka dari atas, males untuk datang ke sini. Hanya saja di sini itu sumber inspirasi. Jadinya, meski sekarang pengunjungnya berkurang, hal itu tidak jadi persoalan bagi saya. Saya masih tetap bisa melihat pemandangan yang indah. Adapun jalur jalan cukup aman, sudah diaspal," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang atlet wilayah Sumedang yang biasa latihan terbang di bukit Panten Sidamukti, Cecep mengaku bahwa untuk musim hujan ini jika dipaksakan untuk terbang resikonya terlalu berbahaya. Sehingga, dirinya lebih memilih untuk berlibur sementara sampai musim hujannya berhenti atau memasuki musim kemarau.
"Sekarang ini kalau memaksakan terbang juga percuma, terlalu berbahaya, saya memang suka terbang, dengan olahraga paralayang ini membuat saya tertantang, tapi saya juga tak mau mengorbankan nyawa saya hanya untuk terbang memaksakan diri di tengah cuaca yang tidak memungkinkan ini," ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment