KARANGSUWUNG- Rencana pemerintah pusat di bawah PT Rajawali Nasional Indonesia (RNI) yang akan mendirikan dan membangun 10 pabrik gula nasional baru di Indonesia ditanggapi oleh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat.
Bentuk keseriusan itu, salah satunya adalah dengan mengharuskan adanya satu pabrik di Jawa Barat yakni di Kabupaten Cirebon.
Ketua DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat, Anwar Asmali menerangkan, berdasarkan data yang ada, dari total 43 juta jumlah penduduk di Jawa Barat dan kebutuhan minimal 10 kg/jiwa dalam setahun, maka diperlukan 430 ribu ton gula.
Sedangkan Jawa Barat sendiri, lanjut Anwar, baru bisa menghasilkan 120 ribu sampai 140 ribu ton per tahun.
“Praktis kebutuhan gula di Jawa Barat ini di topang oleh provinsi lain seperti Banten, Lampung, Jateng yang semuanya membanjiri ke Jabar,” katanya, kemarin.
Dengan berdirinya pabrik gula baru di Cirebon, ungkap Anwar, maka kebutuhan tersebut dapat segera terpenuhi. Karena dari total kebutuhan gula di Jawa Barat, yakni 70 persennya dipasok dari Cirebon.
“Kebutuhan bukan hanya untuk lokal dan nasional, dalam skala internasional juga kita dapat bersaing,” ujar Anwar.
Dengan adanya pabrik gula nasional di Cirebon, lanjut Anwar, pengaruhnya sangat besar bagi Jawa barat, bahkan secara nasional.
Untuk bisa mewujudkan pabrik gula yang baru sendiri, Anwar menjelaskan, yakni dengan cara menutup tiga pabrik gula yang ada seperti PG Karangsuwung, PG Sindang Laut dan PG Pesona Baru dan membuat pabrik yang baru dengan peralatan serba modern.
Karena saat ini, ujar Anwar, kondisi pabrik gula yang ada usianya telah mencapai 120 tahun dan belum ada pergantian.
Meski sering adannya revatalisasi, namun hanya kepada fisik bangunan saja, namun tidak menyentuh teknologi.
Sehingga dengan konsidi seperti ini, dinilainya sudah tidak layak lagi untuk di era zaman persaingan seperti saat ini sehingga harus diadakannya perbaikan sistem.
Untuk itu, Anwar akan segera melakukan rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder se-Jawa Barat, guna melakukan pembahasan ini.
“Dalam waktu dekat ini pada tanggal 21 Januari nanti, kami akan bahas permasalahan ini dengan seluruh kepala daerah. Tentunya kita akan membangun pabrik gula baru dengan kapasitas 10.000 ton per hari tebu digiling,” ungkapnya.
Untuk kebutuhan lahan pembangunan pabrik sendiri, Anwar menambahkan, sedikitnya 20 ribu hektar areal tebu.
Meski di Kabupaten Cirebon hanya memiliki lahan sekitar 9, 10, hingga 11 hektar, namun kedepan pihaknya akan memikirkan solulinya agar pabrik tersebut bisa hybrid dengan di desain gula premium, gula kristal putih, gula premium dan memungkinkan pabrik gula rafinasi.
“Ini akan dipikirkan secara matang, karena saingan paling berat yakni negara Thailand yang biaya produksinya murah,” bebernya.
Dipilihnya Cirebon sendiri, tambah Anwar, secara historis, teknis dan kultur, Kabupaten Cirebon telah memiliki semua. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
0 comments:
Post a Comment