***Bupati Sunjaya harus segera mengkoordinasikan dinas terkait untuk segera melakukan eksen concern program kampanye Jago-Jadi untuk percepatan pembangunan infrastruktur WTC.
GEBANG – Lambatnya pengerjaan perbaikan jalan di Kabupaten Cirebon, khususnya diwilayah Cirebon Timur (WTC) salah satunya di ruas jalan Gebang – Waled dikeluhkan oleh aktivis WTC. hal itu seperti juga yang dieluhkan oleh salah satu tokoh masyarakat Gebang, H Dade Mustofa Efendi yang mengungkapkan bahwa musim hujan menjadi alasan klasik yang seolah-olah menjadi pembenaran, akan tetapi justru di musim hujan seperti ini lah banyak terjadi jalan rusak karena ada genangan air di jalan dan sering menimbulkan kecelakaan yang bisa saja mengakibatkan korban jiwa.
“Ini harus menjadi pertimbangan bagi instansi terkait untuk memulai perencanaan dengan baik. Jika perencanaannya sudah matang jauh-jauh hari sebelum musim hujan tiba, maka begitu hujan sudah berkurang bisa langsung eksen menjalankan program perbaikan, tentunya dengan melakukan skala prioritas bagi wilayah yang rusak parah,” ungkap seseorang yang akrab disapa Haji Dade kepada Rakcer.
Haji Dade yang juga merupakan aktifis komite pemekaran Cirebon Timur (KPCT) itu juga mengaku bahwa beberapa waktu lalu dirinya dan beberapa aktivis WTC lain telah melakukan dialog dengan pihak Bina Marga, dan diperoleh gambaran bahwa ruas jalan Gebang - Waled akan segera dilaksanakan pada bulan Maret ini. “Kami juga bersama dengan aktifis lain sebenarnya sudah melakukan dialog bareng dinas Bina Marga, saat itu mereka berjanji akan segera melakukan perbaikan jalan pada bulan maret ini,” ujuarnya.
Pantauan wartawan Koran ini di lapangan, ruas jalan Gebang –Waled, khususnya di sekitar pasar Gebang, memang terlihat kerusakana jalan memang parah, hal itu disebabkan oleh padatnya jalan dengan aktivitas kendaraan berat seperti dump truck yang sampai saat ini tidak pernah ada penertiban oleh dinas terkait(Dishub- red), terlebih di musim hujan juga mengakibatkan kondisi jalan terdapat banyak lubang dan genangan, sehingga berakibat makin besarnya lubang dengan genangan air yang juga menjadi penyebab rusaknya jalan.
Selain itu, adanya kepadatan jalan juga disebabkan karena adanya bangunan pasar sementara yang memakan trotoar dan badan jalan, sehingga akses jalan bagi pengendara sangat sempit. Hal ini juga tidak luput menjadi perhatian beberapa aktiufis dan juga warga sekitar.
“Nah, ini juga masalah yang setidaknya menjadi penyumbang kerusakan jalan di sepanjang Gebang – Pabuaran, dump truk yang beraktivitas 24 jam tidak pernah ditertibkan, padahal kadishub-nya pernah berjanji kepada kami untuk menertibkannya, nyatanya sampai sekarang tidak ada eksennya,” tegas Dade.
Selain itu juga, menurutnya ada ketidak-jelasan pembangunan Pasar Gebang yang sampai saat ini mankrak juga membuat akses jalan terganggu dan tidak lancar, sehingga jalan berlubang akan semakin besar dan genangan air makin banyak.
Menyikapi hal tersebut, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dan konsultasi kepada dinas terkait, baik Bina Marga, Dishub, maupun Disperindag. Karena menurutnya, untuk mengatasi keruwetan di sekitar Pasar Gebang diperlukan kerjasama dan sinergitas berbagai instansi terkait.
Karena jika hal ini dibiarkan dan tidak segera ditangani, menurutnya bukan mustahil akan memicu protes warga untuk turun kejalan, serta menghindari pihak-pihak yang mengambil keuntungan sepihak dari kondisi ini.
Dengan demikian dirinya berharap agar Bupati Sunjaya bisa mengkoordinasi dinas terkait. “Kami berharap pa Bupati Sunjaya selaku top leader di Kabupaten Cirebon, harus segera mengkoordinasi dinas terkait untuk segera melakukan eksen perbaikan jalan Gebang - Pabuaran dan pembenahan sekitar Pasar Gebang, yang menjadi concern program kampanye Jago-Jadi untuk percepatan pembangunan infrastruktur WTC,” pungkasnya.
GEBANG – Lambatnya pengerjaan perbaikan jalan di Kabupaten Cirebon, khususnya diwilayah Cirebon Timur (WTC) salah satunya di ruas jalan Gebang – Waled dikeluhkan oleh aktivis WTC. hal itu seperti juga yang dieluhkan oleh salah satu tokoh masyarakat Gebang, H Dade Mustofa Efendi yang mengungkapkan bahwa musim hujan menjadi alasan klasik yang seolah-olah menjadi pembenaran, akan tetapi justru di musim hujan seperti ini lah banyak terjadi jalan rusak karena ada genangan air di jalan dan sering menimbulkan kecelakaan yang bisa saja mengakibatkan korban jiwa.
“Ini harus menjadi pertimbangan bagi instansi terkait untuk memulai perencanaan dengan baik. Jika perencanaannya sudah matang jauh-jauh hari sebelum musim hujan tiba, maka begitu hujan sudah berkurang bisa langsung eksen menjalankan program perbaikan, tentunya dengan melakukan skala prioritas bagi wilayah yang rusak parah,” ungkap seseorang yang akrab disapa Haji Dade kepada Rakcer.
Haji Dade yang juga merupakan aktifis komite pemekaran Cirebon Timur (KPCT) itu juga mengaku bahwa beberapa waktu lalu dirinya dan beberapa aktivis WTC lain telah melakukan dialog dengan pihak Bina Marga, dan diperoleh gambaran bahwa ruas jalan Gebang - Waled akan segera dilaksanakan pada bulan Maret ini. “Kami juga bersama dengan aktifis lain sebenarnya sudah melakukan dialog bareng dinas Bina Marga, saat itu mereka berjanji akan segera melakukan perbaikan jalan pada bulan maret ini,” ujuarnya.
Pantauan wartawan Koran ini di lapangan, ruas jalan Gebang –Waled, khususnya di sekitar pasar Gebang, memang terlihat kerusakana jalan memang parah, hal itu disebabkan oleh padatnya jalan dengan aktivitas kendaraan berat seperti dump truck yang sampai saat ini tidak pernah ada penertiban oleh dinas terkait(Dishub- red), terlebih di musim hujan juga mengakibatkan kondisi jalan terdapat banyak lubang dan genangan, sehingga berakibat makin besarnya lubang dengan genangan air yang juga menjadi penyebab rusaknya jalan.
Selain itu, adanya kepadatan jalan juga disebabkan karena adanya bangunan pasar sementara yang memakan trotoar dan badan jalan, sehingga akses jalan bagi pengendara sangat sempit. Hal ini juga tidak luput menjadi perhatian beberapa aktiufis dan juga warga sekitar.
“Nah, ini juga masalah yang setidaknya menjadi penyumbang kerusakan jalan di sepanjang Gebang – Pabuaran, dump truk yang beraktivitas 24 jam tidak pernah ditertibkan, padahal kadishub-nya pernah berjanji kepada kami untuk menertibkannya, nyatanya sampai sekarang tidak ada eksennya,” tegas Dade.
Selain itu juga, menurutnya ada ketidak-jelasan pembangunan Pasar Gebang yang sampai saat ini mankrak juga membuat akses jalan terganggu dan tidak lancar, sehingga jalan berlubang akan semakin besar dan genangan air makin banyak.
Menyikapi hal tersebut, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dan konsultasi kepada dinas terkait, baik Bina Marga, Dishub, maupun Disperindag. Karena menurutnya, untuk mengatasi keruwetan di sekitar Pasar Gebang diperlukan kerjasama dan sinergitas berbagai instansi terkait.
Karena jika hal ini dibiarkan dan tidak segera ditangani, menurutnya bukan mustahil akan memicu protes warga untuk turun kejalan, serta menghindari pihak-pihak yang mengambil keuntungan sepihak dari kondisi ini.
Dengan demikian dirinya berharap agar Bupati Sunjaya bisa mengkoordinasi dinas terkait. “Kami berharap pa Bupati Sunjaya selaku top leader di Kabupaten Cirebon, harus segera mengkoordinasi dinas terkait untuk segera melakukan eksen perbaikan jalan Gebang - Pabuaran dan pembenahan sekitar Pasar Gebang, yang menjadi concern program kampanye Jago-Jadi untuk percepatan pembangunan infrastruktur WTC,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment