PANGENAN – Petani garam mengeluhkan turunnya harga garam yang terus merosot. Saat ini harga garam
Dihargai Rp200/Kg dan itupun diprediksi akan terus jatuh saat musim kemarau yang terjadi saat ini.
Salah seorang petani garam asal Desa Rawaurip KEcamatan pangenan, Leman menagku jika pihaknya merugi dengan harga garam yang terus merosot. “Panen tahun ini kami jelas merugi, yak arena harganya terus turun,” keluhnya.
Dikatakan, bukan hanya dirinya saja, melainkan ratusan petani yang ada di desanya juga memngalami hal yang sama. Hal itu kata dia, dikarenakan seolah-olah selalu dipermainkan terus-terusan oleh para tengkulak yang membeli garam-garam mereka.
“Sehingga kami merasa dipermaiankan oleh para tengkulak. Sebab selain para petani garam tidak mengetahui standaritas harga garam, kami juga telah tersangkut bon atau hutang yang telah mengikat ratusan petani di desa kami,” jelasnya.
Dijelaskan, sebelum melakukan panen, para petani garam di desanya tersebut, bon terlebih dahulu kepada tengkulak. Sehingga, kata dia, setelah memanen garam, para petani harus menjual garam tersebut kepada tengkulak tersebut dan tidak boleh dijual ke orang lain. “Emang kebanyakan begitu sih, padahal mah bonnya paling juga kisaran Rp200-500 ribu, tapi karena sudah ngebon, akhirnya mau tidak mau hasil panennya dijual ke tengkulak,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Asmali. Dirinya hanya bisa mengharapkan kepada pemerintah agar bisa menangani keluhannya dan ratuan petani garam terkait harga garam yang terus-terusan mengalami penurunan karena merasa dipermainkan atau hal lain. “Kami sekarang hanya bisa berharap agar harga garam bisa stabil, sekarang yang harganya terus-terusan dipermainkan oleh para tengkulak, akhirnya kami juga karena hal itu hampir sama sekali tidak mendapatkan untung,” tegasnya.
Padahal, kata dia, awal-awal petani garam memanen hasil panennya pada awal bulan Juni lalu, harga garam pada saat itu masih Rp400/kilo, akan tetapi tidak lama kemudian, mengalami penurunan hingga menjadi Rp350/perkilogram. “Dan penurunan ini terus terjadi hingga sekarang. Dua hari lalu harga garam perkilonya masih 225 perak, dan pada hari ini sudah turun lagi menjadi Rp200 perak perkilo, dan mungkin akan terus turun lagi,” tandasnya. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
MERUGI. Harga garam yang terus anjlok membuat petani garam asal Desa Rawaurip merugi.
Dihargai Rp200/Kg dan itupun diprediksi akan terus jatuh saat musim kemarau yang terjadi saat ini.
Salah seorang petani garam asal Desa Rawaurip KEcamatan pangenan, Leman menagku jika pihaknya merugi dengan harga garam yang terus merosot. “Panen tahun ini kami jelas merugi, yak arena harganya terus turun,” keluhnya.
Dikatakan, bukan hanya dirinya saja, melainkan ratusan petani yang ada di desanya juga memngalami hal yang sama. Hal itu kata dia, dikarenakan seolah-olah selalu dipermainkan terus-terusan oleh para tengkulak yang membeli garam-garam mereka.
“Sehingga kami merasa dipermaiankan oleh para tengkulak. Sebab selain para petani garam tidak mengetahui standaritas harga garam, kami juga telah tersangkut bon atau hutang yang telah mengikat ratusan petani di desa kami,” jelasnya.
Dijelaskan, sebelum melakukan panen, para petani garam di desanya tersebut, bon terlebih dahulu kepada tengkulak. Sehingga, kata dia, setelah memanen garam, para petani harus menjual garam tersebut kepada tengkulak tersebut dan tidak boleh dijual ke orang lain. “Emang kebanyakan begitu sih, padahal mah bonnya paling juga kisaran Rp200-500 ribu, tapi karena sudah ngebon, akhirnya mau tidak mau hasil panennya dijual ke tengkulak,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Asmali. Dirinya hanya bisa mengharapkan kepada pemerintah agar bisa menangani keluhannya dan ratuan petani garam terkait harga garam yang terus-terusan mengalami penurunan karena merasa dipermainkan atau hal lain. “Kami sekarang hanya bisa berharap agar harga garam bisa stabil, sekarang yang harganya terus-terusan dipermainkan oleh para tengkulak, akhirnya kami juga karena hal itu hampir sama sekali tidak mendapatkan untung,” tegasnya.
Padahal, kata dia, awal-awal petani garam memanen hasil panennya pada awal bulan Juni lalu, harga garam pada saat itu masih Rp400/kilo, akan tetapi tidak lama kemudian, mengalami penurunan hingga menjadi Rp350/perkilogram. “Dan penurunan ini terus terjadi hingga sekarang. Dua hari lalu harga garam perkilonya masih 225 perak, dan pada hari ini sudah turun lagi menjadi Rp200 perak perkilo, dan mungkin akan terus turun lagi,” tandasnya. (kim)
FOTO : KIM ABDURROKHIM/RAKYAT CIREBON
MERUGI. Harga garam yang terus anjlok membuat petani garam asal Desa Rawaurip merugi.
0 comments:
Post a Comment