***Alun-alun Kejaksan Mau Dijadikan Apa?
Diusulkan Jadi Tempat Upacara dan Pusat Wisata Kuliner
Peruntukan alun-alun Kejaksan Kota Cirebon masih jadi perdebatan. Apakah akan dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau peruntukan lainnya semisal pusat wisata kuliner.
MESKI saat ini di alun-alun Kejaksan sudah dipasang paving block, terlebih sejak dua hari terakhir kemarin sedang ditanami rumput, namun alun-alun yang berada di pusat kota itu diwacanakan bakal disulap jadi pusat wisata kuliner Cirebon.
Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Didi Sunardi menyampaikan, pihaknya berencana akan memanggil Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon.
Tujuannya, untuk meminta penjelasan terkait realisasi program di 2015, termasuk pengembangan alun-alun Kejaksan.
“Kita berencana memanggil semua OPD terkait, salah satunya DKP, untuk menjelaskan rencana realisasi program di 2015. Termasuk ya di DKP juga akan dibahas soal penataan alun-alun Kejaksan,” ungkap Didi, kemarin,
Menurut Didi, dengan lokasi yang terbilang sangat strategis, alun-alun Kejaksan lebih layak dijadikan sebagai pusat wisata kuliner Cirebon. Sebagai salah satu ciri khas Kota Cirebon kedepannya.
“Kalau menurut saya sih alun-alun Kejaksan lebih tepat dijadikan pusat wisata kuliner Cirebon,” kata Didi.
Politisi PDI Perjuangan itu bahkan sudah memiliki planning, apabila wacana penyulapan alun-alun Kejaksan jadi pusat wisata kuliner Cirebon terealisasi. Disampaikannya, di sana akan hadir kios-kios yang menjajakan kuliner khas Cirebon.
“Nanti dibangun kios-kios di sekitaran alun-alun sebelah utara dan timur. Tapi ya kiosnya yang betul-betul dirancang dengan bagus. Pagar yang di sebelah timur itu, nanti dibuka, untuk akses keluar masuk kendaraan. Jadi, kalau orang mau masuk alun-alun tidak dari depan Masjid Attaqwa. Nah, nanti mobil-mobil itu diparkir di lapangan,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Didi, untuk soal keamanan, ketertiban dan kebersihan, sejalan dengan itu harus dijaga bersama. Tentu melibatkan juga beberapa pihak terkait.
“Nanti keamanan, kebersihan, ketertiban juga tentu diperhatikan. Jadi tidak mengganggu Masjid At-Taqwa yang seperti sekarang kan di depannya banyak PKL,” ujarnya.
Dengan kehadiran jejeran lapak ataupun kios di sebelah utara dan timur alun-alun, kata Didi, masyarakat yang menikmati jajanan kuliner pun bisa menikmati pula pemandangan indah dengan memandang Masjid Attaqwa secara utuh tidak terhalangi. “Jadi nanti tampak muka Masjid Attaqwa bisa terlihat. Ya intinya dirapihkan lah,” katanya.
Didi memandang, sampai sejauh ini Kota Cirebon belum memiliki pusat wisata kuliner yang bisa dijadikan tempat tongkrongan masyarakat menikmati kuliner khas Cirebohn.
“Sementara kita tidak punya titik kumpulnya PKL. Makanya kita berharap alun-alun ini jadi pusat wisata kuliner,” katanya.
Legislator asal dapil III Kejaksan-Lemahwungkuk itu juga mengaku bingung dengan konsep penataan alun-alun Kejaksan saat ini. Misalnya saja, dikatakan Didi, keberadaan paving block di tengah alun-alun.
“Kita juga bingung, di tengah lapangannya dipasang paving block. Sementara buat olahraga ya tidak bisa, buat upacara juga mungkin setahun sekali hanya 17 Agustusan saja. Makanya nanti di situ lebih baik dijadikan tempat parkir pengunjung wisata kuliner,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, dalam APBD 2015 dialokasikan anggaran untuk penataan lebih lanjut alun-alun Kejaksan. Meski tak hafal angka pastinya, Didi berharap anggaran yang dialokasikan bisa diserap maksimal. “Dialokasikan di 2015, tapi saya kurang hafal angkanya berapa,” katanya.
Sementara itu, Kabid Pertamanan DKP Kota Cirebon, Supratman menyampaikan, untuk pengembangan alun-alun Kejaksan, sepenuhnya menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Memang untuk perawatan kami yang melakukan. Tapi untuk pembangunan atau pengembangan, itu di DPUPESDM,” katanya.
Terpisah, di alun-alun Kejaksan sendiri sejak dua hari terakhir kemarin terlihat sejumlah pekerja tengah menanami rumput. Rencananya, semua permukaan lapangan yang telah dipasang paving block bakal ditanami rumput. “Kita Tanami rumput, biar empuk,” kata salah seorang pekerja.
Diusulkan Jadi Tempat Upacara dan Pusat Wisata Kuliner
Peruntukan alun-alun Kejaksan Kota Cirebon masih jadi perdebatan. Apakah akan dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau peruntukan lainnya semisal pusat wisata kuliner.
MESKI saat ini di alun-alun Kejaksan sudah dipasang paving block, terlebih sejak dua hari terakhir kemarin sedang ditanami rumput, namun alun-alun yang berada di pusat kota itu diwacanakan bakal disulap jadi pusat wisata kuliner Cirebon.
Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Didi Sunardi menyampaikan, pihaknya berencana akan memanggil Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon.
Tujuannya, untuk meminta penjelasan terkait realisasi program di 2015, termasuk pengembangan alun-alun Kejaksan.
“Kita berencana memanggil semua OPD terkait, salah satunya DKP, untuk menjelaskan rencana realisasi program di 2015. Termasuk ya di DKP juga akan dibahas soal penataan alun-alun Kejaksan,” ungkap Didi, kemarin,
Menurut Didi, dengan lokasi yang terbilang sangat strategis, alun-alun Kejaksan lebih layak dijadikan sebagai pusat wisata kuliner Cirebon. Sebagai salah satu ciri khas Kota Cirebon kedepannya.
“Kalau menurut saya sih alun-alun Kejaksan lebih tepat dijadikan pusat wisata kuliner Cirebon,” kata Didi.
Politisi PDI Perjuangan itu bahkan sudah memiliki planning, apabila wacana penyulapan alun-alun Kejaksan jadi pusat wisata kuliner Cirebon terealisasi. Disampaikannya, di sana akan hadir kios-kios yang menjajakan kuliner khas Cirebon.
“Nanti dibangun kios-kios di sekitaran alun-alun sebelah utara dan timur. Tapi ya kiosnya yang betul-betul dirancang dengan bagus. Pagar yang di sebelah timur itu, nanti dibuka, untuk akses keluar masuk kendaraan. Jadi, kalau orang mau masuk alun-alun tidak dari depan Masjid Attaqwa. Nah, nanti mobil-mobil itu diparkir di lapangan,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Didi, untuk soal keamanan, ketertiban dan kebersihan, sejalan dengan itu harus dijaga bersama. Tentu melibatkan juga beberapa pihak terkait.
“Nanti keamanan, kebersihan, ketertiban juga tentu diperhatikan. Jadi tidak mengganggu Masjid At-Taqwa yang seperti sekarang kan di depannya banyak PKL,” ujarnya.
Dengan kehadiran jejeran lapak ataupun kios di sebelah utara dan timur alun-alun, kata Didi, masyarakat yang menikmati jajanan kuliner pun bisa menikmati pula pemandangan indah dengan memandang Masjid Attaqwa secara utuh tidak terhalangi. “Jadi nanti tampak muka Masjid Attaqwa bisa terlihat. Ya intinya dirapihkan lah,” katanya.
Didi memandang, sampai sejauh ini Kota Cirebon belum memiliki pusat wisata kuliner yang bisa dijadikan tempat tongkrongan masyarakat menikmati kuliner khas Cirebohn.
“Sementara kita tidak punya titik kumpulnya PKL. Makanya kita berharap alun-alun ini jadi pusat wisata kuliner,” katanya.
Legislator asal dapil III Kejaksan-Lemahwungkuk itu juga mengaku bingung dengan konsep penataan alun-alun Kejaksan saat ini. Misalnya saja, dikatakan Didi, keberadaan paving block di tengah alun-alun.
“Kita juga bingung, di tengah lapangannya dipasang paving block. Sementara buat olahraga ya tidak bisa, buat upacara juga mungkin setahun sekali hanya 17 Agustusan saja. Makanya nanti di situ lebih baik dijadikan tempat parkir pengunjung wisata kuliner,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, dalam APBD 2015 dialokasikan anggaran untuk penataan lebih lanjut alun-alun Kejaksan. Meski tak hafal angka pastinya, Didi berharap anggaran yang dialokasikan bisa diserap maksimal. “Dialokasikan di 2015, tapi saya kurang hafal angkanya berapa,” katanya.
Sementara itu, Kabid Pertamanan DKP Kota Cirebon, Supratman menyampaikan, untuk pengembangan alun-alun Kejaksan, sepenuhnya menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Memang untuk perawatan kami yang melakukan. Tapi untuk pembangunan atau pengembangan, itu di DPUPESDM,” katanya.
Terpisah, di alun-alun Kejaksan sendiri sejak dua hari terakhir kemarin terlihat sejumlah pekerja tengah menanami rumput. Rencananya, semua permukaan lapangan yang telah dipasang paving block bakal ditanami rumput. “Kita Tanami rumput, biar empuk,” kata salah seorang pekerja.
0 comments:
Post a Comment