***Rusunawa PD Pembangunan Kumuh dan Tidak Dirawat dengan Baik
Uang Sewa hanya Untuk Bayar Utang
HARJAMUKTI – Selain memiliki aset tanah, PD Pembangunan juga memiliki aset perumah, salah satunya Rumah Susun Warga (Rusunawa) di belakang Terminal Harjamukti Kota Cirebon.
Rusunawa milik perusahan plat merah Kota Cirebon itu memiliki gedung yang terbagi dalam dua blok, yakni A dan B.
Hanya satu blok yakni blok A yang disewakan bagi warga yang kurang mampu. Tetapi, untuk blok B disewakan untuk asrama mahasiswa salah satu perguruan tingggi swasta di Cirebon.
Meskipun kedua gedung tersebut berjejer, namun disekat dengan tembok. Sekat tersebut memisahkan hunian warga dan mahasiswa.
Sayangnya, kondisi rusunawa di blok A banyak yang tak terpakai atau kosong. Dari gedung setinggi lima lantai dan memiliki 60 kamar itu, yang terisi hanya 10 kamar.
Di lantai bawah hanya tiga kamar yang terisi, di lantai 2 dan 3 lebih parah lagi hanya 1 kamar yang terisi. Sedangkan lantai 4 terisi 2 kamar dan lantai 5, kamar yang terisi 3 buah.
Selain itu, kondisi rusunawa membuat orang enggan untuk tinggal disitu. Dinding tembok-tembok yang terlihat kusam, serta halaman yang penuh rumput dan tak teraspal tersebut menambah suasana kumuh di rusun itu.
Menurut pengurus rusun blok A, Sewaka, fasilitas yang didapatkan warga penghuni rusun hanya seadanya, diantaranya hanya kasur lantai dan lemari. Hal ini, lanjutnya, setara dengan uang sewa rusun tersebut.
Diungkapkan Sewaka, harga sewa antara lantai satu dengan lainnya berbeda-beda.
“Harga sewa lantai satu lebih mahal. Sebulan harga sewa di lantai satu sebesar Rp300 ribu. Untuk latai dua Rp167.500, lantai tiga Rp156.250, lantai empat Rp146.250 dan lantai lima Rp137.500,” ungkapnya.
Sedangkan, kondisi rusunawa blok B lebih baik. Gedung tampak dicat dengan warna biru dan terdapat lambang logo sebuah perguruan tinggi swasta.
Masih menurut Sewaka, 60 kamar di rusun tersebut dihuni oleh mahasiswa sebuah perguruan tinggi dengan biaya sewa tiap bulannya Rp200 ribu untuk semua kamar.
Diakui Sewaka, kondisi rusun di blok A memang cukup memprihatinkan “Memang wajar sih karena sejak awal dibangun tahun 2000 hingga saat ini belum pernah mendapatkan perbaikan,” katanya.
Dia mengaku kesulitan mengelola rusun, mengingat banyak warga setempat yang tidak pernah membayar uang sewa selama berbulan-bulan. Padahal menurut dia, uang sewanya sangat terjangkau.
Bahkan tak jarang, sebutnya, penghuni yang telah menunggak beberapa bulan kemudian kabur tanpa membayar. Hal itu, membuat PD Pembangunan merugi.
Diungkapkannya, dalam satu bulan pendapatan dari uang sewa rusun tersebut sedikitnya Rp6 juta untuk blok A, sementara blok B Rp12 juta. Pendapatan tersebut, sambungnya, tidak masuk PD Pembangunan tapi langsung masuk ke Perumnas.
“Pendapatan dari sini gak masuk PD Pembangunan karena perusahaan daerah itu punya hutang sama perumnas. Hingga 30 tahun lama nya untuk melunasi itu,” imbuhnya.
Kondsi Rusunawa Milik PD Pembangunan
Rusunawa Blok A Rusunawa Blok B
60 Kamar 60 Kamar
Lima Lantai Lima Lantai
Disewa Warga Jadi Asrama Mahasiswa
Sewa Tiap Bulan Sewa Tiap Bulan
Pendapat Rp6 juta/bulan Pendapatan Rp 12 juta/bulan
Harga Sewa Bervariasi Harga Sewa Rp200 Ribu
Lantai 1: Rp300 ribu
Lantai 2:Rp167.500
Lantai 3:Rp156.250
Lantai 4:Rp146.250
Lantai 5:Rp137.500
Uang Sewa hanya Untuk Bayar Utang
HARJAMUKTI – Selain memiliki aset tanah, PD Pembangunan juga memiliki aset perumah, salah satunya Rumah Susun Warga (Rusunawa) di belakang Terminal Harjamukti Kota Cirebon.
Rusunawa milik perusahan plat merah Kota Cirebon itu memiliki gedung yang terbagi dalam dua blok, yakni A dan B.
Hanya satu blok yakni blok A yang disewakan bagi warga yang kurang mampu. Tetapi, untuk blok B disewakan untuk asrama mahasiswa salah satu perguruan tingggi swasta di Cirebon.
Meskipun kedua gedung tersebut berjejer, namun disekat dengan tembok. Sekat tersebut memisahkan hunian warga dan mahasiswa.
Sayangnya, kondisi rusunawa di blok A banyak yang tak terpakai atau kosong. Dari gedung setinggi lima lantai dan memiliki 60 kamar itu, yang terisi hanya 10 kamar.
Di lantai bawah hanya tiga kamar yang terisi, di lantai 2 dan 3 lebih parah lagi hanya 1 kamar yang terisi. Sedangkan lantai 4 terisi 2 kamar dan lantai 5, kamar yang terisi 3 buah.
Selain itu, kondisi rusunawa membuat orang enggan untuk tinggal disitu. Dinding tembok-tembok yang terlihat kusam, serta halaman yang penuh rumput dan tak teraspal tersebut menambah suasana kumuh di rusun itu.
Menurut pengurus rusun blok A, Sewaka, fasilitas yang didapatkan warga penghuni rusun hanya seadanya, diantaranya hanya kasur lantai dan lemari. Hal ini, lanjutnya, setara dengan uang sewa rusun tersebut.
Diungkapkan Sewaka, harga sewa antara lantai satu dengan lainnya berbeda-beda.
“Harga sewa lantai satu lebih mahal. Sebulan harga sewa di lantai satu sebesar Rp300 ribu. Untuk latai dua Rp167.500, lantai tiga Rp156.250, lantai empat Rp146.250 dan lantai lima Rp137.500,” ungkapnya.
Sedangkan, kondisi rusunawa blok B lebih baik. Gedung tampak dicat dengan warna biru dan terdapat lambang logo sebuah perguruan tinggi swasta.
Masih menurut Sewaka, 60 kamar di rusun tersebut dihuni oleh mahasiswa sebuah perguruan tinggi dengan biaya sewa tiap bulannya Rp200 ribu untuk semua kamar.
Diakui Sewaka, kondisi rusun di blok A memang cukup memprihatinkan “Memang wajar sih karena sejak awal dibangun tahun 2000 hingga saat ini belum pernah mendapatkan perbaikan,” katanya.
Dia mengaku kesulitan mengelola rusun, mengingat banyak warga setempat yang tidak pernah membayar uang sewa selama berbulan-bulan. Padahal menurut dia, uang sewanya sangat terjangkau.
Bahkan tak jarang, sebutnya, penghuni yang telah menunggak beberapa bulan kemudian kabur tanpa membayar. Hal itu, membuat PD Pembangunan merugi.
Diungkapkannya, dalam satu bulan pendapatan dari uang sewa rusun tersebut sedikitnya Rp6 juta untuk blok A, sementara blok B Rp12 juta. Pendapatan tersebut, sambungnya, tidak masuk PD Pembangunan tapi langsung masuk ke Perumnas.
“Pendapatan dari sini gak masuk PD Pembangunan karena perusahaan daerah itu punya hutang sama perumnas. Hingga 30 tahun lama nya untuk melunasi itu,” imbuhnya.
Kondsi Rusunawa Milik PD Pembangunan
Rusunawa Blok A Rusunawa Blok B
60 Kamar 60 Kamar
Lima Lantai Lima Lantai
Disewa Warga Jadi Asrama Mahasiswa
Sewa Tiap Bulan Sewa Tiap Bulan
Pendapat Rp6 juta/bulan Pendapatan Rp 12 juta/bulan
Harga Sewa Bervariasi Harga Sewa Rp200 Ribu
Lantai 1: Rp300 ribu
Lantai 2:Rp167.500
Lantai 3:Rp156.250
Lantai 4:Rp146.250
Lantai 5:Rp137.500
0 comments:
Post a Comment