Home » » BBM Turun, Tarif Angkot Menyesuaikan

BBM Turun, Tarif Angkot Menyesuaikan

KUNINGAN – Sejumlah warga Kuningan menyambut baik kebijakan Presiden Joko Widodo yang kembali mengumumkan penurunkan harga BBM beberapa hari lalu. Pemberlakuan penurunan harga BBM yakni jenis solar dan premium diberlakukan mulai Senin (19/1) ini.
“Nah, begitu dong, turunin lagi harga BBM. Kalau mau begini mah, ngapain Presiden Jokwoi dulu malah menaikkan harga BBM. Tapi, kami sih menyambut baik lah, mudah-mudahan tidak naik lagi,” ujar Jejen Jaenudin, warga Kramatmulya saat berbincang dengan Rakcer.
Warga lainnya, Irham Maulana, juga mengaku sedikit senang karena pemerintah menurunkan kembali harga BBM. Namun begitu, dirinya tidak yakin turunnya harga BBM tersebut akan diikuti turunnya harga-harga sembako dan sejumlah kebutuhan lainnya yang sudah terlanjut naik saat BBM dinaikkan beberapa waktu lalu.
“Sebenarnya tidak terlalu senang sih harga BBM turun lagi. Belum tentu kan harga-harga sembako dan yang lainnya bisa diturunkan juga. Kecuali pemerintah turun ke lapangan ikut menekan harga di pasaran. Kalau bisa sih, harga BBM gak apa-apa lah gak turun, asal harga sembako dan yang lain-lain turun,” kata Irham sembari tersenyum.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan langsung Presiden Jokowi beberapa hari lalu, harga BBM yang kembali turun, yakni Premium dari Rp7.600 per liter menjadi Rp6.600 per liter, sementara Solar dari Rp7.250 per liter menjadi Rp 6.400 per liter.
Sementara itu, Dishub dan Organda Kuningan pun langsung menyikapi penurunan harga BBM tersebut dengan berencana akan membahasnya langsung hari ini. Itu kaitannya dengan penerapan tarif angkutan yang kembali akan dikembalikan kepada tarif semula.
Kepala Dishub Kuningan, Jaka Chaeirul, kepada wartawan mengungkapkan, dengan adanya penurunan harga BBM jenis premium yang mencapai Rp1.000/liter sudah sewajarnya pula tarif angkutan pun dikembalikan ke semula, yakni untuk umum Rp3.000 dan pelajar Rp1.500.
“Mengenai kenaikan harga BBM yang disesuaikan dengan harga minyak dunia, maka mau tidak mau tarif juga harus disesuaikan. Sebagai contoh ketika Januari BBM turun otomatis harga tarif angkutan turun. Begitu juga apabila harga BBM naik maka tarif angkutan pun harus naik. Kami yakin Organda akan paham hal ini,” kata jaka kepada wartawan.
Sementara itu, Sekretaris DPC Organda Kuningan, Didi Suhardi mengaku, kurang setuju kalau tarif angkutan diturunkan karena kenyataan di lapangan suku cadang belum turun meski sebelumnya diturunkan Rp900/liter. Ketika diturun lagi menjadi Rp6.600 atau turun Rp1.000/liter pun pesimis harga suku cadang turun.
“Tau sendiri kan di Indonesia kalau namanya sudah naik itu sulit turun. Kalau seperti ini tentu merugikan pengusaha angkotan,” tutur Didi.
Kendati demikian, menurutnya mau tidak mau tarif angkutan harus turun karena BBM turun. Untuk tarif angkutan umum memang bisa kembali ke semula menjadi Rp3.000 dari sebelumnya Rp4.000. Tapi untuk kalangan pelajar, tarifnya tidak akan diturunkan alias tetap pada Rp2.000 karena untuk BBM sendiri tidak ada subsidi dari pemerintah ketika organda menerapkan tarif.
Anda sedang membaca artikel tentang BBM Turun, Tarif Angkot Menyesuaikan Anda boleh menyebar luaskannya Artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.