Home » , » Jalan Cipto Ruwet

Jalan Cipto Ruwet

Arus Lalin Jalan Cipto Ruwet
**Banyak Parkir Liar, Sering Macet hingga Halte Dipakai PKL

KESAMBI- Persoalan yang terdapat di Jalan DR Cipto Mangunkusumo tak ada habisnya. Tak hanya masalah aspalan jalan yang kerap mengundang kritik pedas, termasuk yang terakhir adalah proyek betonisasi, arus lalu lintas di ruas jalan itu pun kian hari tambah ruwet.
Ruwetnya kondisi lalu lintas di ruas jalan utama dalam kota itu disebabkan beberapa hal. Selain memang padatnya aktivitas manusia, karena di sana terdapat pusat perbelanjaan, hotel, rumah makan, hingga pusat pendidikan, kesadaran masyarakat untuk mematuhi rambu lalu lintas pun masih lemah.
Beberapa titik yang terbilang rawan kemacetan cukup serius, di antaranya sebelum perempatan Jalan Cipto-Jalan Pemuda apabila arah dari Gunungsari, di depan SMAN 2 Kota Cirebon di kedua lajur, serta di depan SMA BPK Penabur di kedua lajur.
Hampir di setiap jam masuk dan pulang sekolah, di dua titik terakhir tadi nyaris selalu macet.
Khusus di lajur Gunungsari menuju perempatan Jl Cipto-Jl Pemuda tepatnya sebelum perempatan, nyaris setiap waktu macet dengan jarak yang cukup panjang.
Padahal, di perempatan Jl Cipto-Jl Pemuda terdapat traffic light. Macetnya arus lalu lintas di kawasan tersebut disnyalir karena ruas jalan kurang lebar.
Ditambah lagi terdapat akses masuk dan keluar salah satu pusat belanja barang elektronik.
Menjamurnya parkir liar pun ikut andil dalam menyebabkan kemacetan panjang. Di sepanjang jalan mulai dari depan SMA BPK Penabur hingga perempatan Gunungsari misalnya.
Di sana nyaris tiap waktu dipadati kendaraan baik roda dua maupun empat yang parkir. Padahal, di sana terdapat larangan parkir.
Kondisi itu diperparah oleh sebagian besar angkutan kota (angkot) yang kerap berhenti untuk mengangkut atau bahkan menunggu penumpang.
Di sisi lain, keberadaan halte bagi masyarakat untuk menunggu datangnya angkot, fungsinya nyaris hilang.
Pasalnya, keberadaan halte justru dimanfaatkan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL). Sehingga tak sedikit masyarakat atau pelajar yang hendak menunggu angkot, harus berdiri di badan jalan.
Salah seorang PKL yang berjualan persis di depan halte SMAN 2 Kota Cirebon mengaku, dirinya sudah lama berjualan di situ.
Ia merasa tidak begitu mengganggu fungsi dari halte tersebut, karena lapaknya tak menutupi semua halaman halte. “Ini kan tidak menutupi semuanya. Masih ada (ruang) untuk yang mau ke halte,” kata pedagang itu seraya enggan menyebutkan namanya.
Ironisnya, meski dipastikan keberadaannya illegal, PKL yang berjualan di sepanjang jalan itu dikenakan restribusi kebersihan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon sebesar Rp500 per hari. “Kita di sini cuma bayar ini saja,” kata dia seraya menunjukan karcis retribusi yang dimaksud.
Kondisi ruwetnya arus lalu lintas di Jalan Cipto tentu mengundang reaksi dari berbagai elemen.
Tak hanya masyarakat yang mengeluhkan ketidaktertiban lalu lintas di Jl Cipto, anggota dewan pun mengeluhkan hal yang sama.
“Kalau lewat sini mesti macet. Dan anehnya kok tidak ada upaya penertiban yang dilakukan pemerintah kota. Padahal untuk rambu lalu lintas, saya lihat sudah cukup lengkap dan rapih,” kata salah seorang pengguna jalan yang juga pegawai swasta di salah satu perusahaan, Ida Farida.
Hal senada disampaikan anggota Fraksi Golkar DPRD Kota Cirebon, Agung Supirno SH. Karena jengah dengan kamecatan yang kerap terjadi di Jl Cipto, sampai-sampai ia lebih sering menggunakan sepeda motor untuk menuju gedung dewan, ketimbang mobil dinas.
“Kalau pakai motor kan bisa lebih cepat. Karena kalau pakai mobil, macetnya itu lho yang luar biasa,” kata pria yang juga ketua Badan Pembentuk Peraturan Daerah (BPPD) itu.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Kabid Bina Marga DPUPESDM Kota Cirebon, Hj Imas Maskanah ST menyampaikan, pihaknya memproyeksikan pelebaran badan jalan sepanjang Jl Cipto.
“Akan direalisasikan secara bertahap. Karena memang upaya pelebaran jalan ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan,” kata Imas.
Anda sedang membaca artikel tentang Jalan Cipto Ruwet Anda boleh menyebar luaskannya Artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link sumbernya.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.