GW Kena Semprit, TAIS Disanjung
Soal Perkembangan Pekerjaan Bangunan oleh Pihak Investor
KEJAKSAN – Komisi B DPRD Kota Cirebon melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gedung Wanita (GW), Selasa (10/2). Dalam kunjungan ke aset bergerak milik Pemkot Cirebon yang kini dikelola investor itu rombongan anggota dewan merasa kesal. Terutama lantaran melihat progress pembangunannya yang sangat lamban.
Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Didi Sunardi yang memimpin inspeksi menegaskan, perjanjian kerja sama antara investor dengan pemkot sudah lama sekali. Tetapi sampai hari ini kondisinya masih sangat memprihatinkan.
“Kalau sudah lebih dari empat bulan itu pembangunan sudah selesai. Kami sesalkan sampai sejauh ini belum ada keterangan jelas, baik dari Pemkot Cirebon maupun dari pihak investor sendiri. Pembangunan GW yang semula direncakanan untuk kepentingan masyarakat sangat tidak jelas,” ungkapnya, Selasa (10/2).
Dikatakan, lebih parah saat Komisi B meninjau ke lokasi hanya ada dua tukang cor tembok saja. Ini artinya benar-benar memperlihatkan ketidakseriusan investor. Tidak hanya itu, sebelum ada pembangunan oleh pihak investor, sebetulnya kondisi gedung lengkap dengan atapnya masih bagus, Nyatanya oleh investor dibongkar dan tidak memiliki tanda-tanda perbaikan.
“Kami tanya siapa bosnya kepada pekerja itu jawab mereka tidak tahu. Kan ini aneh terus siapa yang yang akan membayar gaji mereka,” tukasnya.
Ditambahkan, karena yang membangun investor bukan dari dana APBD, DPRD tidak bisa mengintervensi. Tetapi dia hanya ingin mengetahui model dan rencana pembangunannya, karena GW berkaitan dengan aset daerah. Dia merasa sangat layak mempertanyakannya.
“Katanya GW juga akan dibangun hotel, ballroom, dan lainnya. Kalau seperti ini terus, pemkot akan rugi. Ibaratnya kami punya lahan yang disewakan, tapi tidak digarap. Lalu untungnya dari mana saya tanya?” tandasnya.
Dalam waktu dekat Komisi B pun berencana memanggil kedua belah pihak, investor dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Dareah (DPPKAD). Tujuannya untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, sehingga pembangunan GW tersendat.
“Komisi B juga akan mempertanyakan soal kerjasama sewa gedung selama 25 tahun ke depan itu, mau dijadikan seperti apa? Jika proyek pembangunan GW itu diberhentikan oleh investor, maka apa yang akan dilakukan pemerintah?” bebernya.Didi mengaku, 180 derajat berbeda yang terjadi dengan Taman Ade Irma Suryani. Setelah mengecek, kondisi investor mengubah kondisi TAIS sudah 90 persen hampir rampung dan memperlihatkan kerja sangat baik mulai dari pembangunan kolan bebek, seluncuran dewasa, kolam arus, kolam anak kolam olympic untuk pertandingan.
“Kami melihat di TAIS sudah cukup baik. Karena kami sidak juga di sana untuk perbandingan. Tetapi dua-duanya kami undang nanti di DPRD,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pembangunan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Kota Cirebon, H Yoyon Indrayana. Menurutnya, terkait pembangunan GW bukan menjadi kewenangan DPUPESDM, mengingat anggaran pembangunan bukan di dinas teknis, teapi oleh pihak swasta.
“Pembangunan GW sama sekali tidak ada kaitannya dengan PU, karena ini sudah menajdi tanggung jawab investor dan pemkot langsung,” jelasnya.
Terpisah, Wakil Wali Kota Cirebon, H Nasrudin Azis menerangkan, pihaknya akan meninjau terlebih dahulu kemudian menginventarisir masalahnya seperti apa. Lalu akan segera dibenahi di mana letak ketidakberesannya.
“Pembangunan Gedung Wanita selama ini masih berjalan. Jika ke depan ditemukan hal-hal yang perlu dan mungkin untuk dibenahi, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon juga akan segera mengkaji masalah-masalah pembangunan Gedung Wanita itu tuturnya. Selasa (10/2).
Soal Perkembangan Pekerjaan Bangunan oleh Pihak Investor
KEJAKSAN – Komisi B DPRD Kota Cirebon melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gedung Wanita (GW), Selasa (10/2). Dalam kunjungan ke aset bergerak milik Pemkot Cirebon yang kini dikelola investor itu rombongan anggota dewan merasa kesal. Terutama lantaran melihat progress pembangunannya yang sangat lamban.
Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Didi Sunardi yang memimpin inspeksi menegaskan, perjanjian kerja sama antara investor dengan pemkot sudah lama sekali. Tetapi sampai hari ini kondisinya masih sangat memprihatinkan.
“Kalau sudah lebih dari empat bulan itu pembangunan sudah selesai. Kami sesalkan sampai sejauh ini belum ada keterangan jelas, baik dari Pemkot Cirebon maupun dari pihak investor sendiri. Pembangunan GW yang semula direncakanan untuk kepentingan masyarakat sangat tidak jelas,” ungkapnya, Selasa (10/2).
Dikatakan, lebih parah saat Komisi B meninjau ke lokasi hanya ada dua tukang cor tembok saja. Ini artinya benar-benar memperlihatkan ketidakseriusan investor. Tidak hanya itu, sebelum ada pembangunan oleh pihak investor, sebetulnya kondisi gedung lengkap dengan atapnya masih bagus, Nyatanya oleh investor dibongkar dan tidak memiliki tanda-tanda perbaikan.
“Kami tanya siapa bosnya kepada pekerja itu jawab mereka tidak tahu. Kan ini aneh terus siapa yang yang akan membayar gaji mereka,” tukasnya.
Ditambahkan, karena yang membangun investor bukan dari dana APBD, DPRD tidak bisa mengintervensi. Tetapi dia hanya ingin mengetahui model dan rencana pembangunannya, karena GW berkaitan dengan aset daerah. Dia merasa sangat layak mempertanyakannya.
“Katanya GW juga akan dibangun hotel, ballroom, dan lainnya. Kalau seperti ini terus, pemkot akan rugi. Ibaratnya kami punya lahan yang disewakan, tapi tidak digarap. Lalu untungnya dari mana saya tanya?” tandasnya.
Dalam waktu dekat Komisi B pun berencana memanggil kedua belah pihak, investor dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Dareah (DPPKAD). Tujuannya untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, sehingga pembangunan GW tersendat.
“Komisi B juga akan mempertanyakan soal kerjasama sewa gedung selama 25 tahun ke depan itu, mau dijadikan seperti apa? Jika proyek pembangunan GW itu diberhentikan oleh investor, maka apa yang akan dilakukan pemerintah?” bebernya.Didi mengaku, 180 derajat berbeda yang terjadi dengan Taman Ade Irma Suryani. Setelah mengecek, kondisi investor mengubah kondisi TAIS sudah 90 persen hampir rampung dan memperlihatkan kerja sangat baik mulai dari pembangunan kolan bebek, seluncuran dewasa, kolam arus, kolam anak kolam olympic untuk pertandingan.
“Kami melihat di TAIS sudah cukup baik. Karena kami sidak juga di sana untuk perbandingan. Tetapi dua-duanya kami undang nanti di DPRD,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pembangunan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Kota Cirebon, H Yoyon Indrayana. Menurutnya, terkait pembangunan GW bukan menjadi kewenangan DPUPESDM, mengingat anggaran pembangunan bukan di dinas teknis, teapi oleh pihak swasta.
“Pembangunan GW sama sekali tidak ada kaitannya dengan PU, karena ini sudah menajdi tanggung jawab investor dan pemkot langsung,” jelasnya.
Terpisah, Wakil Wali Kota Cirebon, H Nasrudin Azis menerangkan, pihaknya akan meninjau terlebih dahulu kemudian menginventarisir masalahnya seperti apa. Lalu akan segera dibenahi di mana letak ketidakberesannya.
“Pembangunan Gedung Wanita selama ini masih berjalan. Jika ke depan ditemukan hal-hal yang perlu dan mungkin untuk dibenahi, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon juga akan segera mengkaji masalah-masalah pembangunan Gedung Wanita itu tuturnya. Selasa (10/2).
0 comments:
Post a Comment